Bagian 2: Eksekusi Iyashikei ATAU Apakah Maksud Sesungguhnya dari Definisi Tersebut

Pertama-tama, kita harus fokus pada suasana di dalam seri iyashikei. Inilah aspek yang paling menonjol dari seri tersebut. Itu wajar, karena jika diamati dengan seksama, kemampuan iyashikei menciptakan atmosfer suasananya merupakan kunci mengapa cerita iyahikei sangat menenangkan. Dan setiap seri iyashikei biasanya dikenal memiliki suasana khasnya masing-masing.

Salah satu cara utama seri iyashikei menciptakan suasana adalah dengan berfokus pada latar atau setting. Latar dalam iyashikei tidak hanya sekedar detail atau alat untuk mengembangkan plot — latar itulah inti dari cerita iyashikei, dan mungkin bisa dianggap layaknya karakter utama. Fokus yang sangat kuat terhadap latar adalah sesuatu yang menurut saya menentukan apakah seri tersebut dapat dikategorikan sebagai iyashikei atau tidak. Saya tidak bisa menyebut suatu seri sebagai iyashikei jika seri tersebut tidak menampakkan latarnya dalam proporsi yang banyak.

Latar sangat penting dalam cerita iyashikei © Afro · Yoshifusa / Outdoor activity circle

Salah satu ciri khas dari penyajian suasana dan latar seri iyashikei adalah biasanya mereka dideskripsikan dengan bersahaja. Hal ini lumrah ditemui di novel bergenre iyashikei, namun tetap terasa ketika dibawa ke media visual. Karya-karya seperti Yokohama Kaidashi Kikou (diterbitkan di Indonesia oleh m&c! dengan judul Yokohama Shopping Blog -red.) dan Amanchu mendeskripsikan latar tempat mereka dengan bersahaja, namun digambarkan dengan detail. Mungkin ada yang merasa banyaknya kerja yang diperlukan untuk menggambarkan latar belakang yang detail itu hanya membuang-buang waktu. Tapi di sisi lain, itu juga memperlihatkan bagaimana pentingnya setting dalam anime dan manga iyashikei. Emosi yang dirasakan oleh para karakter dalam ceritanya — dan juga emosi pembaca atau penontonnya — sangat dipengaruhi oleh betapa bersahajanya cara setting itu ditampilkan.

Meskipun bersahaja, latar dalam iyashikei tetap dapat terasa berkesan, terutama karena besarnya proporsi fokus yang diberikan pada aspek tersebut. Setting Neo-Venezia yang berkesan di seri Aria (diterbitkan di Indonesia oleh m&c! -red.) suasana pedesaan yang menawan dalam Non Non Biyori (diterbitkan di Indonesia oleh Elex Media -red.) serta keindahan nuansa Jepang yang nirkala dalam Mushishi, memiliki kesan yang tidak terlupakan bagi penontonnya. Latar-latar ini diperlakukan layaknya seorang karakter dengan kepribadiannya masing-masing, dan mereka selalu terlihat indah dan menghanyutkan. Tentu saja, latar dan suasana dalam iyashikei sangat berkaitan dengan tema dan estetikanya, yang akan kita bahas setelah ini.

Salah satu kesamaan tema atau estetika yang muncul dari setiap cerita iyashikei adalah mono no aware. Mono no aware adalah sebuah estetika yang berkembang di Jepang dan secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “kesedihan akan hal-hal” atau “kepekaan pada hal-hal”. Mono no aware dideskripsikan sebagai apresiasi akan sesuatu yang indah pada kehidupan namun juga terasa sendu, mengingat bahwa segala sesuatu dalam hidup tidaklah abadi. Lebih spesifik lagi, mono no aware dapat ditimbulkan dari hal-hal yang menunjukkan bahwa segala sesuatu hanyalah sementara, kemudian mengapresiasi hal tersebut meskipun — atau bahkan karena — hal tersebut tidaklah abadi.

Manga Yokohama Kaidanshi Kikou mengandung unsur mono no aware yang kental (source: Amazon)

Terkadang setiap cerita iyashikei memiliki tingkat mono no aware yang berbeda-beda, namun keberadaannya dapat dipastikan akan selalu ada. Mono no aware digunakan untuk memperkuat gagasan yang selalu muncul dalam cerita iyashikei: bahwa kehidupan merupakan sesuatu yang harus diapresiasi. Dengan menyetujui gagasan tersebut, penonton akan merasa lebih nyaman dengan kehidupan di sekitar mereka, mengapresiasi keindahan media yang mereka konsumsi, dan kemudian mendapat ketenangan.

Salah satu elemen lain dari iyashikei yang tidak kalah penting untuk dibahas adalah pacing dan narasinya. Sebagai suatu bentuk seni, iyashikei tetap memiliki cerita. Plot dalam seri iyashikei tetap memiliki arah dan tujuan, meski dalam batasan tertentu, dan setiap episode atau bagian dari ceritanya memiliki narasinya masing-masing. Hanya saja, hal tersebut bukanlah hal yang ditekankan dalam cerita iyashikei. Bahkan dibandingkan dengan cerita lain yang masih berada di dalam batasan subgenre slice-of-lifeiyashikei jauh lebih tidak mementingkan membangun plotnya.

Banyak cerita slice-of-life yang santai. Tidak banyak yang terjadi antara satu episode ke episode lain, namun ada perbedaan besar antara Gochiusa (diterbitkan di Indonesia oleh Elex Media dengan judul Is the Order a Rabbit? -red.) dan AriaGochiusa, meskipun tidak memiliki fokus cerita yang jelas, masih memiliki tensi antar karakternya, termasuk tensi komedik. Sementara itu, komedi dalam cerita iyashikei dengan sengaja dibuat repetitif dan familiar karena memang tidak dibuat untuk membuat penonton tertawa. Komedi itu ada untuk membuat penontonnya terbawa pada pace yang telah dibentuk oleh ceritanya.

Terakhir, kita perlu melihat iyashikei sebagai salah satu bentuk penjelajahan yang aman. Kebanyakan karya yang berfokus pada penjelajahan menampilkan sisi berbahaya di dalamnya. Bagaimanapun juga, tidak ada yang mengetahui seberapa besar bahaya timbul saat berada di lingkungan yang tak dikenal. Hal ini bertentangan dengan fungsi iyashikei sebagai genre yang menenangkan, jadi iyashikei menampilkan sebuah ruang yang aman untuk dijelajahi. Dunia dalam cerita iyashikei mungkin tetap memiliki hal-hal yang buruk, namun hal-hal tersebut tidak akan terjadi pada karakter-karakternya. Tidak ada tensi dramatik yang hadir melalui kemungkinan gagal atau terlukanya para karakter saat bereksplorasi, karena hal tersebut dapat menghasilkan perasaan negatif pada penontonnya.

Ketika seri lain memperlihatkan eksplorasi sebagai sesuatu yang berbahaya, seri iyashikei menampilkan sebuah bentuk eksplorasi yang aman © 2017 Akihito Tsukishi / Takeshobo / Made in Abyss Production Committee

Setelah kita menganalisis lebih jauh tentang definisi genre ini, seharusnya jelas sudah ciri-ciri dari suatu seri agar dapat dikategorikan sebagai iyashikei. Kriteria-kriteria tersebut sepertinya cukup jelas, namun pada prakteknya, ada beberapa seri yang terlihat sangat mendekati ciri-ciri iyashikei, namun tidak begitu pas untuk dikategorikan di dalamnya. Jadi, penting untuk melihat seri apa saja yang dikategorikan iyashikei dan memperjelas batasan-batasan darinya.

Halaman Selanjutnya: Contoh Iyashikei dan Batasan-Batasannya

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses