Ulasan Novel Visual Collar X Malice: Ketika Keadilan Kembali Dipertanyakan

0

Trigger Mode dan Investigasi

“Trigger Mode”

Selain sistem pilihan percakapan ala novel visual, Collar x Malice memiliki minigame “Trigger Mode” dan “Investigation Scenes” . Minigame Trigger Mode adalah minigame yang muncul ketika Ichika akan mencoba untuk menembak seseorang dengan menggunakan senjata api miliknya. Mekanisme minigame ini sangat simpel karena pemain cukup menyesuaikan timing lingkaran yang muncul di layar dengan lingkaran scope dari pistol Ichika. Bila gagal maka tembakan Ichika akan meleset dan pemain akan mendapat bad ending.

Berbeda dengan Trigger Mode, minigame Investigation Scenes tidak menentukan akhir cerita. Pemain diberi kesempatan untuk mengumpulkan bukti dan petunjuk dari X-Day Incident di lokasi kejadian atau pada sebuah foto. Bila sudah pernah memainkan gim ber-genre detektif semacam Phoenix Wright, pastinya akan familiar dengan minigame ini. Untungnya kita tidak sampai berdebat di pengadilan untuk membuktikan keaslian bukti tersebut.

Minim Adegan Romantis

Keunikan lain dari Collar x Malice adalah minimnya adegan romantis antara sang protagonis dan pasangannya. Minim adegan romantis bukan berarti tidak ada sama sekali. Collar x Malice tetap menyelipkan beberapa adegan romantis, satu atau dua chapter (dari total 6 sampai 7 chapter per rute) khusus untuk dapat melihat kedekatan antar pasangan, dan adegan romantis pendek sebagai bonus di galerinya. Kalau dilihat dari segi logika, mustahil ada pasangan yang bisa langsung cocok dalam waktu kurang dari sebulan padahal mereka tidak pernah kenal satu sama lain sebelumnya. Ditambah lagi keadaan lingkungan mereka yang mencekam dan jarang ada penduduk normal yang berani keluar dari rumah untuk pacaran. Tidak heran para pemain meminta fandisc khusus hanya untuk memenuhi kekurangan ini.

Jangan Lupa Memilih Pasangan!

“Dari Kiri ke Kanan: Takeru Sasazuka, Mineo Enomoto, Aiji Yanagi, Kei Okazaki, dan Kageyuki Shiraishi”

Gim otome tidak lepas dengan rute bercabang dan multiple endings, oleh karena itu disediakan 5 laki-laki yang bisa pemain pilih di sini yaitu:

1. Takeru Sasazuka (CV: Daisuke Namikawa)
Mantan polisi, dulunya salah satu anggota divisi Cyber Crime Division di HQ. Seorang hacker tsundere berumur 24 tahun yang ternyata senang dengan makanan manis dibalik sifat galaknya. Dibesarkan di Amerika tetapi kembali ke Jepang karena alasan khusus.

2. Mineo Enomoto (CV: Soma Saito)
Mineo, 23 tahun adalah mantan polisi yang pernah menjadi anggota di divisi Field Ops Tim 2. Seringkali bertengkar dengan Takeru Sasazuka karena dianggap idiot. Tidak terbiasa berinteraksi dengan perempuan membuatnya selalu salah tingkah di depan Ichika.

3. Kageyuki Shiraishi (CV: Ryohei Kimura)
Pria berumur 29 tahun ini bekerja Lab Kriminal sebagai Profiler yang juga merangkap sebagai Direktur di Departemen Field Ops. Gerak gerik dan tujuannya tidak pernah bisa ditebak. Kageyuki Shiraishi tidak segan memutuskan relasinya bila ia sudah bosan dengan seseorang. Ia lebih memilih menghabiskan waktunya bersama kucing daripada manusia.

4. Kei Okazaki (CV: Yuuki Kaji)
Ditugaskan oleh kepolisian untuk menjaga keamanan keempat pria lainnya, Kei Okazaki adalah seorang SP (Special Police) misterius. berumur 26 tahun. Selalu terlihat tenang, santai, dan terkesan kekanak-kanakan. Paling kuat dari segi fisik berkat pekerjaannya sebagai SP. Sering memanjat masuk melalui jendela ke kantor Aiji yang ada di lantai 5 dan tidur di gang-gang gelap.

5. Aiji Yanagi (CV: Masakazu Morita)
Figur ibu ayah sekaligus pemimpin grup polisi yang menolong Ichika waktu pertama kali diculik dan diracuni Adonis. Bisa dibilang ia adalah laki-laki dengan sifat paling normal dibanding target lain. Laki-laki berumur 28 tahun ini pernah bekerja sebagai polisi di divisi Investigasi Section 1 dan pada akhirnya memutuskan untuk keluar untuk mencari kebenaran Adonis bersama dengan Takeru, Mineo, dan Kageyuki.

Masing-masing memiliki “Trust Level” dan “Affection Level” yang dapat naik dan turun sesuai dengan pilihan pemain di dalam gim. Trust Level rendah dapat berujung pada bad ending. Trust level dapat diatur secara manual di menu sesudah rute selesai jadi tidak perlu mengulang rute dari awal. Bila bingung dengan pertanyaan-pertanyaan mereka tentang X-Day, pemain bisa membuka menu Dictionary dan Material sebagai petunjuk.

Berani Mencoba?

Unexpected, itulah kesan pertama saya waktu menyelesaikan Collar x Malice. Tidak hanya menjual artwork tetapi Collar x Malice juga sukses menyajikan cerita yang berbobot. Lika liku insiden X-Day membuat para pemain lupa bahwa gim ini adalah gim otome romantis. Tidak hanya dari sudut pandang Ichika sebagai protagonis, gim ini mengajak pemain mendalami pemikiran dan moralitas karakter lain termasuk di pihak Adonis sebagai pihak oposisi. Penggantian sudut pandang tersebut uniknya membuat karakter “sampingan” bahkan bisa terlihat lebih menonjol dan menarik dibanding para karakter utama.

Apakah dia memang pantas dihukum? Apakah selama ini saya berada di pihak yang salah? Apakah selama ini saya menutup mata atas ketidakadilan yang ada si sekitar saya? Ichika sebagai protagonis kerap dihantui pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ia memiliki rasa simpati yang besar terhadap semua orang, tidak terkecuali kepada Adonis. Hal inilah yang membuat pihak Adonis melakukan eksperimen terhadapnya untuk mengetes rasa keadilan Ichika terhadap keadaan sosial di masyarakat.

Protagonis gim otome biasa identik dengan pemeran wanita yang kebanyakan diam, terkesan pasrah, dan memilih diam menunggu pertolongan orang lain. Ichika Hoshino seakan menampik semua itu dan berdiri tegak menghadapi semua masalah tanpa terlalu bergantung dengan pasangannya. Ia tidak segan untuk bertengkar hingga membentak bila merasa dirinya diperlakukan tidak benar oleh orang lain. Sebagai seorang polisi, Ichika ahli dalam menggunakan senjata api dan ia sering bergerak sendiri bila ada sesuatu yang ingin diselidiki. Di awal permainan ia masih terkesan kaku dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan, tetapi seiring waktu Ichika berubah menjadi individu yang dapat membuat pemain “salah fokus”. Cantik, pintar masak, dan kuat, Ichika memiliki daya tarik lebih membuat pemain jadi lebih memperhatikan Ichika daripada karakter laki-laki lainnya.

“Galak amat, mbak”

Jajaran pengisi suara ternama tidak hanya menjadi pemanis di Collar x Malice tetapi juga menjadi salah satu poin plus. Emosi setiap karakter saat senang, sedih, maupun marah tersampaikan dengan sangat baik. Kalau pemain tidak mengubah nama protagonisnya maka nama protagonis akan dibacakan oleh semua pengisi suara, tidak dilompati seperti kebanyakan novel visual.

Gaya penceritaan ditulis dengan rapi dan dapat diserap dengan mudah untuk orang awam, tetapi gim ini tetap tidak lepas dari kesalahan. Baik kesalahan dari segi salah terjemahan ataupun kesalahan penulisan dan nama orang dapat sedikit mengganggu untuk pemain yang sensitif dengan hal tersebut. Tidak hanya itu saja, segudang informasi X-Day juga dianggap membuat cerita berjalan terkesan sangat lambat.

Bosan dengan gim novel visual otome biasa? Collar x Malice memiliki ending lebih dari 30 dan waktu bermain kurang lebih 40 sampai 50 jam. Tidak perlu khawatir kekurangan karakter perempuan disini karena ada banyak dan tentunya cantik-cantik. Tertarik mencoba? Gim ini sangat direkomendasikan untuk pemain yang mencari novel visual unik dan memeras otak.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses