Pada Senin (26/9), kami berkesempatan untuk mengunjungi Open House KAI di Balai Yasa Manggarai. Open house ini menjadi salah satu ajang untuk melihat secara langsung bagian dalam dari Balai Yasa Manggarai dan bagaimana perawatan kereta di sana dilakukan. Namun, open house ini hanya berlaku untuk perawatan kereta dari KAI, sedangkan dari perawatan KRL sendiri tidak dibuka karena perawatannya sendiri dilakukan oleh anak perusahaannya, yaitu KAI Commuter.
Baca Juga: Panduan Transportasi ke Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD

Pada awal masuk, kita disajikan dengan hiburan-hiburan lagu dari mini-stage yang disediakan. Setelah open house resmi dibuka, ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan, yaitu memutari bagian perawatan kereta, melihat auditorium yang berisi foto-foto sejarah dari Balai Yasa, atau melihat Lokomotif ESS 3201 Bon-Bon dengan kereta Joko Kendil.



Kami mencoba memasuki auditorium terlebih dahulu, melihat-lihat foto-foto masa lalu balai yasa dan perkembangan perbaikan fasilitas perawatannya. Kami juga melihat diorama Balai Yasa Manggarai dan film lama tentang perawatan kereta atau gerbong di Balai Yasa Manggarai. Sayangnya, foto-foto yang dipanjang tidak memiliki deskripsi atapun penjelasan panjangnya.

Selanjutnya kami melihat Lokomotif ESS 3201 yang sudah diperbaiki dan direstorasi oleh tim Balai Yasa Manggarai. Kami juga mengintip kabin serta beberapa perangkat dan sistem penggeraknya. Setelah itu kami berlanjut ke kereta Joko Kendil yang terparkir bersama lokomotif tersebut. Di dalamnya terdapat area lounge kecil, pantry, dan televisi yang layarnya cukup besar. Lalu kami sempat melihat kereta ukur daya loko lama yang tersimpan di balai yasa.
Setelah itu, kami sempat berkeliling bagian luar dari lokomotif tersebut. Loko buatan Werkspoor itu dikirim ke Jakarta pada 1925 sebagai bagian dari pengoperasian di jalur elektrik milik Staatspoorwagen (SS). Setelah 1930, operasi loko ini diperluas dari yang sebelumnya terhenti dari Tanjoeng Priok ke Meester Cornelis (Jatinegara) menjadi ke arah Buitenzorg (Bogor) hingga akhirnya berhenti beroperasi sekitar 1970. Keretanya kemudian digantikan oleh KRL Rheostatik yang baru dari Jepang.

Setelah berputar di rangkaian Joko Kendil dan dipotong oleh Ishoma, kami juga berkesempatan untuk melihat langsung area perawatan kereta api. Untuk memenuhi standar keamanan selama kunjungan, KAI telah menyiapkan helm keselamatan kepada pengunjung. Helm sendiri wajib digunakan oleh seluruh pengunjung selama berada di area perawatan. Di area perawatan pengunjung ditemani oleh beberapa pegawai dari Balai Yasa Manggarai. Para pegawainya juga aktif memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan pengunjung. Area perawatan yang dapat dikunjungi adalah area perawatan pendingin udara, perawatan bogie, dan perawatan genset.

Pada area perawatan pendingin udara, pengunjung dapat melihat secara dekat komponen-komponen yang membentuk sistem pendinginan udara yang membuat nyaman selama perjalanan kereta api. Komponen-komponen kecil seperti pipa AC, pipa kapiler, koil kondensor, dan koil evaporator. Lalu terdapat komponen besar seperti unit AC split, dan AC package yang dinyalakan. Dalam workshop ini juga disediakan panel kelistrikan yang biasa terpasang di kereta, yaitu mulai dari panel hingga lampu semboyan.



Tepat di sebelah area perawatan pendingin udara, pengunjung dapat melihat crane dan kereta penolong tua FIGEE yang sudah bertugas di Indonesia sejak tahun 1918. Crane buatan Belanda ini dioperasikan dengan menggunakan tenaga uap. Crane dan kereta penolong yang memiliki nama panggilan Si Bongkok ini adalah saksi hidup dari tragedi Bintaro 1987 di mana kereta penolong FIGEE melaksanakan tugas terakhirnya sebelum akhirnya dipreservasi di Balai Yasa Manggarai.

Memasuki area perawatan bogie, pengunjung dapat melihat bermacam-macam bogie yang digunakan oleh berbagai kereta di Indonesia. Bogie merupakan sistem kesatuan roda pada kereta api, baik di kereta berpenggerak maupun kereta non penggerak. Kesatuan yang dimaksud adalah bagian bogie terdapat komponen berupa rangka, roda, sistem pengereman, dan suspensi sehingga mampu menciptakan perjalanan kereta api yang mulus dan aman.

Menurut petugas yang mengawal kami berkeliling, perawatan bogie kereta dilakukan berkala per kilometer tempuh kereta. Perawatan dilakukan tiap 800 km untuk pengecekan bearing roda dan sistem pengereman. Roda kereta juga biasa diperiksa di waktu yang sama.

Selanjutnya, pengunjung diperlihatkan area perawatan genset kereta api. Walaupun terdengar sepele, genset kereta api memegang peran penting dalam perjalanan kereta api. Tanpa adanya genset berbagai komponen vital selama perjalanan seperti pendingin udara dan penerangan kabin tidak bisa berfungsi. Genset kereta api juga memiliki bentuk yang berbeda dengan genset yang bisa ditemui di rumah-rumah yang biasa digunakan saat ada pemadaman listrik. Genset di kereta api memiliki ukuran yang jauh lebih besar dan menghasilkan daya listrik yang lebih besar juga.

Jenis genset yang diperlihatkan sendiri merupakan bermerk Volvo dan MTU. Masing-masing genset tersebut beberapa sudah dilengkapi oleh turbocharger agar memiliki bentuk yang lebih compact namun tenaganya tidak kalah besar dengan kereta lain.


Dan area yang terakhir kami lihat adalah area perawatan body kereta, di mana pendempulan hingga pengecatan KA dilakukan di area ini. Kami sempat mengintip beberapa kereta yang dirawat, mulai dari kereta eksekutif dan ekonomi. Setelah itu, kami melihat area perawatan roda dan pengaturan ketinggian kereta yang berada didepan area perawatan body kereta.

Kami dan beberapa rombongan juga sempat berfoto dengan KRL Toei seri 6000 yang masih terparkir di loos perawatan kereta milik KAI Commuter. Namun, kami tidak diizinkan untuk berjalan lebih jauh karena area tersebut bukan lagi dioperasikan KAI namun oleh KAI Commuter.

Menurut pegawai KAI, KRL atau kereta yang ada di sana masih menunggu giliran untuk diberangkat ke tempat konservasi, yaitu di Purwakarta, Cisauk, atau Pasir Bungur. Sama seperti kereta milik KAI, KRL milik KAI Commuter yang tidak digunakan lagi juga akan dibawa ke tempat yang sama, namun masih menunggu pengiriman oleh KAI Commuter.
Di akhir kunjungan, kami juga diajak untuk menaiki lori yang biasanya berfungsi untuk memindahkan kereta dari satu area perawatan menuju area perawatan lainnya.

Sebelum mengakhiri kunjungan, kami sempatkan diri untuk memotret 2 lokomotif langsir milik Balai Yasa Manggarai yaitu D301 21 dan BB306 10. Sekarang, loko ini hanya beroperasi di area Balai Yasa untuk keperluan langsir kereta sebelum, sedang, dan akan diperbaiki di sana.

Dan kegiatan tersebut mengakhiri kunjungan kami di Balai Yasa Manggarai. Kunjungan tersebut berlangsung dari 26 September hingga tanggal 28 September 2022. Selama penyelenggaraan acaranya, pengunjung yang ingin datang ke lokasi diwajibkan untuk melakukan registrasi terlebih dahulu di website yang telah disediakan. Kuota pengunjung yang datang open house-nya pun telah terisi penuh hingga hari terakhir acaranya.
Cemplus Newsline by KAORI | Oleh Ramadhan Krisna Adi P dan Unggul Rochmat Saputra











