Halo sobat #Kaoreaders! Beberapa waktu yang lalu saat event Comic Frontier (Comifuro) XX yang berlangsung pada tanggal 24-25 Mei 2025 di ICE BSD, Tangerang kemarin, kami mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu seiyu yang kebetulan mengisi karakter penting sebuah serial anime berjudul Wind Breaker, yaitu kak Ramawajdi Kanishka, atau biasa dikenal juga sebagai Xander Walherich di kanal akun YouTube-nya. Nah beliau ini adalah salah satu talent dari studio dubbing di Jakarta yaitu, ATM Studio ID.
Saat hari pertama, beliau mengisi panel Anime Dubbing Workshop bersama rekan-rekan satu studio yang diselenggarakan oleh ATM Studio ID. Beliau juga jadi salah satu member booth circle loh di booth “Surya Aboogie”. Di sela-sela jaga booth, kami akhirnya berkesempatan mewawancarai seiyu yang satu ini. Jadi, inilah wawancara KAORI bersama kak Rama

Sebelumnya, boleh memperkenalkan diri dulu?
Nama saya Ramawajdi Kanishka, biasa dipanggil Rama, dan bisa dipanggil juga Wal atau Xander. Saya juga konten kreator di channel YouTube dengan nama “Xander Walherich”, biasanya buat konten streaming serta menyanyi.
Sudah mengisi karakter apa saja?
Sejauh ini ada 3 yaitu, Roswaal L. Mathers dari Re:Zero, Finocchio Barzini dari Saikyō no Shienshoku “Wajutsushi” dearu Ore wa Sekai Saikyō Kuran o Shitagaeru, dan yang paling baru Hayato Suo dari Wind Breaker.

Kesan pertama setelah mendapatkan role penting/role utama di project anime ini?
Lumayan Kaget sih, soalnya kayak ekspetasinya lumayan besar gitu untuk karakter yang masuk mainline character. Tapi itu tidak jadi tantangan yang berat karena kalau dari karakternya sendiri itu dia (Hayato Suo) lebih ke arah kalem ya. Namun di balik kalemnya dia, ada sesuatu hal yang belum kita tahu pas awal-awal episode Wind Breaker. Mungkin kita bakal tahu pas epidode pertengahan. Soalnya dibandingkan teman-teman se-gengnya yang lain, dia adalah salah satu karakter yang dari awal adaptasi sudah kuat, bisa dibilang tidak karakter yang kroco lah. Jadi harus bisa menyeimbangkan suara playful-nya, terus suara kalemnya dan juga masih memiliki presence power-nya yang begitu intimidatif.
Kalau dari aku yang paling utama sebenarnya berlaku untuk semua karakter itu, kita coba mengenal karakter yang diperankan itu lebih dalam. Misal Kadang kita dapat karakter yang tampilannya lemah lembut atau suara tegas galak sejenisnya, jadi kita coba ikutin sesuai visual dan suara asli karakternya. Tapi, Kalau dari aku sendiri approach-nya mencari tahu lebih dalam karakter tersebut dari sumber materialnya seperti manga, anime, suara asli dari karakter yang bakal diisi bakal seperti apa. Lalu aku mencoba memposisikan diriku di karakter yang bakal aku perankan, terutama untuk Suo ini seperti yang aku sampaikan sebelumnyanya, kita itu sebernarnya kalem tapi tahu lebih daripada orang lain. Itu patokan aku, jadi ada kayak transisi tone suara dari cheerful tiba-tiba beganti ke suara yang lebih intimidatif, awal-awal perkenalan seperti itu.
Selama proyek ini, lawan main yang menurut anda yang cukup klop itu siapa, baik dari geng anda sendiri maupun geng lawan?
Kalau aku, salah satu favorit sih ada si Choji (Tomiyama) sama Ume (Hajime Umemiya) sih. Soalnya karakternya juga kompleks gitu, mungkin orang lihat nya kayak, “Wah Ume leader yang cheerful, tapi ternyata juga bisa serius”. Itu sebenarnya kalau kita tarik garis besarnya agak mirip-mirip lah kayak Suo gitu. Tapi itu spektrum yang berbeda dari karakter Ume dengan Suo. Choji juga. Kita bisa lihat dia (Choji) di awal-awal epidode, dia tipe yang enerjik sekali tapi ternyata punya latar belakang yang cukup sedih juga, dan mengapa karakternya bisa sampai seperti itu. Jadi Choji dan Ume adalah favoritku.
Mengingat animenya yang masih tayang di Jepang, sementara dubbingnya juga masih ongoing, bagaimana bisa menghandle situasi yang satu ini?
Kalau untuk sekarang, kita lakukan hal yang seperti biasanya. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang kita kerjakan, baik proyek yang sedang berjalan maupun yang sudah lama terus baru ada dubbingnya. Jadi ya normal seperti biasanya saja.
Apa tantangan terbesar dalam proses dubbing Wind Breaker?
Sebenarnya kalau dari aku sendiri itu bisa atau tidak ya mengisi suara karakter yang akan diperankan? Karena ada tipe-tipe orang yang dubbing kan ada orang yang suka nonton dubbing dari awal, ada yang sejak dari versi orisinal Jepangnya ditonton. Di situ kita lebih ke mencoba suara itu tidak harus mirip dengan versi aslinya, tapi gimana caranya kita membawakan pesan karakter tersebut masih bisa tersampaikan, bahkan dengan versi yang telah dilokalisasi. Dan dari kemarin ada beberapa yang memberikan respon positif lewat jejaring sosial dan lihat ada yang suka, wah syukurlah ada yang suka, gitu sih.
Dengan populernya Wind Breaker, bagaimana cara tim dubbing menghadapi ekspetasi orang-orang yang mengikuti seri tersebut, terutama bila didubbing ke Bahasa Indonesia?
Kalau dari kita sejujurnya mencoba memberikan yang terbaik dalam mengisi proyek ini. Ya ekspetasi orang kalau kita bisa bilang itu manusia tidak akan pernah puas, jadi yang kita bisa lakukan itu memberikan yang terbaik dan semoga yang menonton bisa menerima kita dengan baik.
KAORI Newsline | Wawancara oleh M.S. Azis











