Bagaimana karakter-karakter ini akan dikembangkan ke depannya?

Nishigori: Tergantung perasaanku pada waktunya nanti. Aku suka improvisasi, tapi tetap memperhitungkan keseimbangan.

Bisa jelaskan soal pilihan warna dan layout sampul ini?

Kusano: Aku yakin pilihan warna ini tidak hanya akan dimengerti oleh orang Jepang. Akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan tidak terpaku pada elemen budaya dan warna yang hanya dimengerti oleh orang Jepang. Saat aku menerima draf desain ini, kesannya ini adalah gambar yang elegan. Tapi sebagai ilustrasi untuk majalah budaya populer, gambarnya harus lebih seronok. Awalnya aku terpikir untuk menggunakan warna-warna yang merepresentasikan Jepang, tapi kemudian aku berpikir warna-warna dengan kesan geek seperti kuning dan hijau yang disukai anak-anak mancanegara akan lebih sesuai. Biru segar dan kuning cerah cocok dengan ilustrasinya. Selanjutnya, aku biasanya tidak memangkas gambar agar kualitasnya terjaga. Tapi kali ini gambarnya kupangkas untuk memanfaatkan gambarnya seolah-olah mengejar si gadis yang melirik balik lewat lensa kamera dengan layout sedang terbang. Dan karena akhir-akhir ini aku jarang melihat media yang menggunakan tipografi yang unik; lebih banyak yang standar dan formal; aku ingin tampil beda dengan font yang ceria. Mengikuti psikologi, cowok suka penasaran memasuki “zona bahaya” yang merupakan tema tetap kita. Menurutku masa kini dan masa lalu bisa disatukan dengan tetap mempertahankan unsur-unsur elegannya.

Nishigori: Pemangkasan gambar mempengaruhi maknanya. Kita harus memperhatikan bagian mana yang dipangkas, bagian mana yang tetap nampak, yang tidak dipangkas. Kalau semua unsur tetap dimasukkan, itu seperti mengatakan “lihatlah bagian mana pun yang kau suka.” Tapi dengan tampilan dekat, keterampilan desain menjadi terasah, karena perhatian orang menjadi terarahkan, dan itu adalah bagian yang asik dari desain. Karena ini ilustrasi untuk edisi perdana, aku harap ia bisa menjadi ikon dengan pesan yang kuat bagi pembaca. Karena sampul ini ditujukan untuk pembaca luar negeri, kurasa kami bisa lebih leluasa untuk bereksperimen karena kebanyakan dari mereka bersifat woles.
Saat mengerjakan proyek-proyek lain, ada beberapa aturan yang perlu diikuti. Misalnya harus ada hal tertentu yang ditampakkan, atau tidak ditonjolkan, dan sebagainya. Sebaliknya, yang menyenangkan dari proyek seperti Tokyo Pop Guide ini adalah tidak adanya aturan yang berarti lebih banyak kebebasan. Jadi aku bisa mengekspresikan diri lebih baik kali ini. Ada sebagian orang yang berkomentar bahwa ilustrasi doujin yang kubuat terlihat lebih hidup dari yang biasanya. Itu karena aku bisa lebih banyak bermain-main dengan ilustrasi doujin karena tidak ada aturan yang membatasi apa yang tidak boleh digambar. Setelah gambar ini dimuat di media sosial, tentu gambar ini pun menjadi sebuah pekerjaan. Tapi aku senang karena bisa membuat ilustrasi Tokyo Pop Guide ini dengan beban yang lebih sedikit dibandingkan pekerjaan yang biasanya.

©2015 Japanese Association of Manga Anime Game Creators

Tentang Kreativitas

Nishigori: Aku ingin memelihara perasaan senang dalam menggambar, serta mengobrol dan berkarya dengan orang lain selain menggarap pekerjaan. Kreativitasku tidak akan jalan tanpa hal-hal ini. Aku harus melatih bagian dari otak yang biasanya tak terpakai. Dan kalau aku menggunakan otot yang itu-itu juga, badanku bisa kaku bersama otakku.

Kusano: Saat aku harus menyelesaikan banyak pekerjaan, aku berusaha untuk bekerja dengan lebih efisien. Hal itu tidak baik kalau terus-terusan. Waktu luang memiliki nilai tambah, sumber daya yang lebih, yang memberi kesempatan untuk lebih kreatif.

Nishigori: Dulu, waktu masih muda, aku berusaha keras untuk memunculkan ciri khasku sendiri. Tapi kemudian aku sadar kalau hal seperti itu akan muncul dengan sendirinya. Orang sering menyebutkan hal apa yang mereka sukai dan aturan yang diikuti oleh seorang seniman akan muncul secara alami. Kita tidak perlu memaksakannya karena orang yang melihat gambar kita lah yang akan menilai kekhasannya.

Kusano: Ya, kita semua pada awalnya tidak bisa menggambar dengan bagus. Kita semua belajar. “Belajar” berarti “meniru.” Setelah lama meniru berbagai gaya dan belajar, ciri khas sendiri akan terbentuk dengan sendirinya tanpa sadar.

Nishigori: Saat mengajar junior, pertama-tama mereka kusuruh untuk menjiplak gambar ilustrator kesukaan mereka. Saat mereka sudah lebih jago melakukan tracing, menggambar akan terasa lebih menyenangkan bagi mereka. Saat baru mulai, kebanyakan orang memang tidak bisa menggambar dengan baik, apalagi menemukan ciri khas. Aku sendiri baru mulai memahami cara berpikirku sendiri setelah bekerja dengan banyak orang dengan keahlian yang berbeda-beda. Agar kamu bisa lanjut terus, kamu harus menyukai apa yang kamu lakukan. Pertanyaan terpenting adalah, kamu suka melakukannya atau tidak.

Kusano: Mungkin ada kalanya kamu berpikir “begini yang benar!” kan. Bisa dibilang kamu sedang terlalu keras kepala, tapi pertahankanlah pendirian itu. Kalau kamu yakin di luar sana ada yang memahami hal itu. Mungkin kelak akan ada lebih banyak orang yang menyukainya… Ada karya-karya yang tidak hanya pas dengan seleramu, tapi juga membuat penggemar saling terhubung dan membuat kita terus berkembang.

Nishigori: Tren terus berubah. Karena itu kau tidak harus terus-terusan mengikuti tren setiap saat. Tapi di sisi lain kita juga perlu membuat karya yang layak. Kurasa kuncinya ada pada apakah kita bisa menghasilkan karya yang universal atau tidak. Begitulah kenyataan kita berada di industri ini di abad ini.
Orang-orang zaman sekarang tidak akan paham kalau kita cuma berkutat dengan hal-hal yang kita sukai dari masa-masa silam. Kita juga harus bisa menyesuaikan hal-hal itu dengan perkembangan budaya terkini.

Kusano: Hal-hal yang kami berdua lihat selama dekade 90-an tentu banyak mempengaruhi karya kami sebagai sumber referensi kami. Nilai-nilai dan perspektif yang kami pelajari dari masa itu telah mengantar kami ke posisi kami yang sekarang, dan ikut membentuk ciri khas kami.

Nishigori: Aku yakin karya yang enerjik dan ceria memberi kesan yang kuat kepada orang-orang dan itu bagus. Kuharap saat melihat sampul ini, mereka bisa langsung tahu bahwa ini adalah Tokyo Pop Guide.

DARLING in the FRANKXX: Anime Kolaborasi Trigger dan A-1 Pictures

KAORI Newsline | Diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Halimun Muhammad dari The Indonesian Anime Times | Wawancara asli dapat dibaca di Mangamon | Karya-karya desain Kusano dapat dilihat di www.kusano-design.com

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses