Redaksi sangat berterima kasih kepada Klub Kajian IKJ, yang telah mengangkat dengan baik masalah mengenai anime. Harus diakui, anime masih lekat dengan stereotip sebagai barang anak-anak ataupun sebagai barang hiburan pelengkap saja.
Seperti yang dipahami, orang Indonesia dan orang Amerika masih terjebak pada stigma lama dimana anime disamakan sebagai animasi, dan disamakan dengan hiburan anak-anak. Ini bisa dipahami, mengingat sebagian besar kartun produksi studio Amerika memang menargetkan pada penonton anak-anak. Contoh yang paling mudahnya dapat anda lihat di Cartoon Network ataupun Nickelodeon.
Walaupun demikian, anime sendiri masih mendapat citra negatif di dalam masyarakatnya sendiri. Dengan citra negatif yang melekat kepada kalangan otaku, hal ini membuat industri anime hampir disamakan seperti industri rokok. Terus ditekan, namun tidak ada yang berani menutupnya.
Walau bagaimanapun, adalah tugas kita semua baik IKJ ataupun KAORI untuk meluruskan hal ini. Diharapkan tidak ada lagi salah persepsi mengenai anime, hanya karena praduga semata.
Artikel ini merupakan artikel tanggapan dari opini “Anime Jepang = Adult Anime” yang dikeluarkan oleh IKJ. Dengan ini debat mengenai anime pun berakhir. Anda dapat membacanya di sini.




