Harga beras di Jepang mengalami kenaikan tajam meski pemerintah sudah melepas cadangan beras nasional ke pasaran. Dalam sebulan terakhir, kebijakan ini diterapkan demi menekan lonjakan harga yang terus terjadi, namun dampaknya belum terlalu terasa oleh konsumen di supermarket.
Harga Naik Dua Kali Lipat dalam Setahun
Saat ini, rata-rata harga 5 kilogram beras di Jepang mencapai lebih dari 4.200 yen, atau hampir 500000 rupiah. Jumlah itu dua kali lipat lebih mahal dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan harga ini mulai dirasakan memberatkan oleh berbagai kalangan, terutama pelajar dan rumah tangga berpenghasilan rendah.
Lepas Cadangan Beras
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, pemerintah mulai melepas cadangan beras nasional ke pasaran sejak bulan Maret lalu. Beberapa di antaranya telah tersedia di sejumlah pasa. Tiap kantongnya dibanderol harga 3000 yen atau sekitar 360000 rupiah, dan pembelien dibatasi 1 kantong untuk tiap 1 keluarga.
Permasalahan Distribusi dan Strategi Penjualan
Pakar dari Universitas Tohoku, Katsuhiko Fuyuki berpendapat bahwa salah satu penyebab naiknya harga beras adalah toko-toko yang menimbun beras untuk dijual. Ia juga menjelaskan bahwa meskipun pasokan dari cadangan nasional telah dilepas ke pasar, toko-toko justru menjual beras cadangan sebagai jenis yang berbeda. Akibatnya, dampaknya terhadap penurunan harga secara keseluruhan menjadi sangat minim.
Pemerintah Diminta Bertindak Lebih Jauh
Pemerintah Jepang berencana terus mengadakan lelang beras dari cadangan nasional hingga musim panas. Namun, para ahli menilai langkah ini tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan strategi harga dan distribusi yang lebih menyasar daerah-daerah yang mengalami kekurangan paling parah.
KAORI Newsline | Sumber






