Pemerintah Jepang baru saja merilis sebuah video simulasi yang menggambarkan skenario erupsi besar Gunung Fuji. Video berdurasi 10 menit ini menggunakan teknologi grafis komputer untuk menunjukkan dampak yang mungkin terjadi jika letusan serupa dengan peristiwa tahun 1707 kembali terulang.
Dampak yang Digambarkan
Dalam simulasi tersebut, ditunjukkan bagaimana abu vulkanik dari Gunung Fuji bisa mengganggu pasokan listrik, sistem pembuangan limbah, serta melumpuhkan jalur transportasi darat dan kereta. Bahkan, abu setebal 20 cm diperkirakan dapat menutupi wilayah Sagamihara dalam dua hari, sementara Tokyo bisa diselimuti lebih dari 5 cm abu vulkanik hanya dalam hitungan hari.
Pentingnya Kesiapsiagaan
Video ini dirilis bersamaan dengan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Gunung Berapi di Jepang yang jatuh pada 26 Agustus. Profesor emeritus Universitas Tokyo, Toshitsugu Fujii, dalam rekaman tersebut menekankan bahwa kondisi Gunung Fuji saat ini patut diwaspadai karena belum meletus lebih dari 300 tahun, padahal rata-rata letusan terjadi setiap 30 tahun sekali.
Peringatan Ahli Gunung Berapi
Fujii, yang juga menjabat sebagai Direktur Mount Fuji Research Institute di Prefektur Yamanashi, menegaskan tidak akan terkejut jika Gunung Fuji meletus sewaktu-waktu. Ia mengingatkan bahwa abu vulkanik setebal 3 cm saja sudah bisa mengganggu transportasi darat, apalagi jika bercampur dengan hujan yang dapat merusak rumah kayu dan infrastruktur lainnya.
Upaya Mitigasi Pemerintah
Simulasi ini dibuat berdasarkan skenario Dewan Manajemen Bencana Pusat Jepang pada tahun 2020. Pemerintah berharap video simulasi erupsi Gunung Fuji ini dapat membantu masyarakat memahami ancaman nyata serta pentingnya persiapan menghadapi kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
KAORI Newsline | Sumber





