
Dilansir dari Tribunnews, Kepolisian Metropolitan Tokyo, Selasa (22/4/2015) memberikan penjelasan mengenai hukum operasi toko bar gay yang banyak berada (terlokalisasi) di Shinjuku 2-chome Tokyo. Kejahatan di dunia gay jauh semakin meningkat saat ini.
“Akhir-akhir ini jauh semakin banyak kejahatan terjadi di dunia gay di Jepang ini. Jumlahnya meningkat pesat dibandingkan tahun lalu, dan ini memberikan warning kepada kami pihak kepolisian untuk mengantisipasi segera kejahatan dunia gay ini. Apalagi menghadapi Olimpiade 2020 kami harus lebih ketat lagi mengantisipasi hal-hal ini agar Olimpiade nanti berlangsung dengan lancar dan baik,” kata sumber Tribunnews.com, Rabu (22/4/2015).
Sebanyak 150 pemilik bar gay yang berlokasi di Shinjuku 2-chome Tokyo kemarin menghadiri ceramah yang dibuat pihak kepolisian Tokyo dengan narasumber kepala polisi Tokyo khusus mengenai kejahatan yang banyak terjadi akhir-akhir ini melibatkan kaum gay di Jepang.
Pihak kepolisian secara hukum menjelaskan bagaimana cara meng-apply berbagai persyaratan agar dapat menjadi sebuah bar gay yang resmi di mata kepolisian sesuai UU bisnis entertainmen dewasa yang berlaku di Jepang.
Di dalam daerah Shinjuku 2-chome terdapat 600 bar dan restoran khusus untuk kalangan gay di Jepang. Penjaga dan pemilik bar pun umumnya juga dari kalangan gay.
Tahun 2014 lalu polisi menangani sedikitnya 450 kasus kejahatan di dunia gay ini. Komplain mengenai toko ilegal, mengenai penagihan toko gay yang luar biasa mahal, pemukulan, tindak pidana beraneka ragam dan sebagainya. Jumlah kejahatan ini meningkat sekitar tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai contoh tanggal 5 Maret 2015 polisi Jepang dari pos polisi Yotsuya telah menangkap Takayo Ogasawara (32) yang juga manajer bar Discover di Shinjuku 2-chome karena melayani tamu dengan mesin karaoke dan melewati jam 1 pagi.
Padahal hiburan malam Jepang hanya diperkenankan secara resmi sampai dengan jam 1 pagi saja. Lewat jam tersebut dianggap melanggar hukum. Sedangkan izin karaoke dan izin bar juga berbeda di Jepang, sehingga Ogasawara dianggap melanggar banyak hukum di Jepang.
KAORI Newsline | Foto hanya ilustrasi
 
 





Maaf, itu kok 5 Mei 2015? Berarti ke masa depan..
hapus hapus. salah baca
*wut happen dengan otak saya ini*