Selamat datang dalam Ijmal untuk seri anime Saenai Heroine no Sodatekata (Saekano) Flat. Ini adalah rubrik uji coba. Silakan sampaikan saran dan kritik Anda melalui Halo Kaori ([email protected]) maupun grup #Kaoreaders di Facebook. 

Setelah dua tahun lebih tiga bulan, selamat datang kembali dalam musim kedua Saekano. Saya sedang dalam perjalanan pulang di KRL saat berita musim kedua Saekano Flat muncul pertengahan Maret 2016 dan tanpa berpikir panjang, saya turun di stasiun Bojonggede, mengambil tempat lesehan, dan segera menginput tulisannya. Setahun kemudian, tentu saja senang sekali akhirnya bisa menikmati keseriusan ceritanya dalam wujud anime.

Minggu lalu, episode 0 seri ini telah ditayangkan, memberi penyegaran ingatan di tengah banyaknya (dan pendeknya) anime-anime saat ini. Penonton kembali dikenalkan dengan tebalnya ekspresi muka Kato, cerewetnya Eriri, sadistiknya Utaha, dan jahilnya Michiru serta Izumi yang akan banyak berperan nanti. Tetapi berbeda dengan Konosuba yang bisa ditonton seperti Doraemon, bila Anda tidak menonton musim pertamanya, akan sulit mengikuti musim kedua seri ini.

Kegiatan lingkar kita lagi-lagi seperti biasanya, ya

Cerita dimulai dengan perselisihan Eriri dan Utaha. Setelah mereka berlibur bersama di hotel mewah untuk mencari inspirasi permainan yang akan mereka buat, Eriri dan Utaha kembali ke sekolah, mendiskusikan proyek mereka. Sebagai ilustrator yang terikat dengan waktu, Eriri merasa keberatan karena tiba-tiba jumlah karakternya bertambah dari dua menjadi lima. Saat diprotes, Utaha bergumam bahwa sepertinya Eriri akan terlambat mengerjakan desain karakternya dan dibantah Eriri, hal itu karena Utaha tidak mengerjakan apa-apa.

Utaha mempertahankan pendapatnya dengan alasan tiba-tiba ia mendapat banyak wangsit. Semakin membuat Eriri kesal, Utaha menjelaskan bahwa ia sudah menggambar contoh desain yang bisa dipakai Eriri membuatnya. Eriri membantahnya, menilai desain adalah domain sang ilustrator dan meminta Utaha yang tidak ngapa-ngapain agar jangan ikut campur.

Kato yang duduk di depan Tomoya sedang membaca novel dan meminta Tomoya melafalkan satu kalimat dari novel, dan setelah dijawab oleh Kato, Tomoya baru sadar kalau ia baru saja dikerjai. Dari sini, aura Kato yang manipulatif bisa kita kembali rasakan.

Sepertinya aku lupa memperkenalkan diri

Walau terlihat kosong dan kopong dari unsur asing dan aseng, musim pertama Saekano membangun fondasi cerita pada musim kedua ini. Pada musim pertama, telah diceritakan bagaimana Utaha merintis karirnya sebagai novelis remaja berbakat yang tidak laku, namun penjualannya terdongkrak berkat blog buatan Tomoya. Setelah lagu pembuka, cerita berpindah ke setahun lampau saat Tomoya belum mengumpulkan mereka dalam satu tim.

Utaha melihat novel Koisuru Metronome buatannya yang terpajang rapi di perpustakaan, kemudian menyadari nama peminjam buku di belakangnya. Sembari memikirkan mengapa Eriri membacanya, tiba-tiba ia dipanggil oleh Eriri. Dari atas tangga, Eriri memperingatkan Utaha agar “tidak macam macam” dengan Tomoya.

© Maruto Fumiaki / Kurehito Misaki / Kadokawa Fantasia Bunko / Saekano Flat Production Commitee

Sambil menunjuk-nunjuk Koisuru Metronome, Eriri meneriakkan kalau sebenarnya Tomoya hanya tertarik dengan novelnya, bukan dengannya. Utaha tersentak, naik ke atas tangga, dan menggebrak kaca Eriri bersandar. “Akulah sang pengarang Koisuru Metronome.

Eriri berguling-guling di rumahnya, menyesali hidupnya. Keesokan hari, Utaha makan siang bersama Tomoya di sebuah restoran dengan pemandangan peron stasiun Wakoshi, meminta Tomoya menceritakan segala sesuatu mengenai Eriri. Setelah Tomoya berterus terang bahwa Eriri tidak akan pernah ngobrol dengannya di sekolah, Utaha kini menggebrak meja (dengan dadanya yang besar sekali.)

Oo, kamu ketahuan

Bertekad mencari Achiles heel Eriri, Utaha memaksa masuk ke dalam ruangan dan menemukan hal yang menarik. Esoknya, ia memanggil Eriri, menceritakan semua hal sejujur-jujurnya, tentang dunia lain Eriri yang disimpannya rapat-rapat dari dunia nyata. Tetapi Utaha tidak hendak menghancurkan Eriri, ia hanya penasaran mengapa Eriri berusaha keras menyembunyikannya.

Bagian yang menyentuh secara personal di sini adalah saat mereka berdua menemukan titik temu. Sama-sama punya masalah sosial, Eriri menyembunyikannya karena punya pengalaman buruk dibuli orang, dan Utaha tidak pernah disukai oleh orang lain, mereka melakukan yang terbaik demi seseorang yang sangat mereka cintai. Setelah momen menyentuh, perdebatan kembali dengan panning ke dada Eriri dan Utaha yang ditampilkan berkali-kali. Besar vs kecil. Hubungan teman masa kecil vs kenalan baru. Besar, versus kecil.

© Maruto Fumiaki / Kurehito Misaki / Kadokawa Fantasia Bunko / Saekano Flat Production Commitee
© Maruto Fumiaki / Kurehito Misaki / Kadokawa Fantasia Bunko / Saekano Flat Production Commitee

Kenang-kenangan kerja keras yang akan berakhir manis atau justru menjadi kenangan pahit?

Kembali ke masa sekarang, Tomoya meminta Eriri menggambar ilustrasi kenang-kenangan dengan karakter Meguri, kemudian meminta Utaha menandatanganinya. Eriri dan Utaha mengira Tomoya hendak melelangnya di internet, namun saat Tomoya menjelaskan niat tulusnya, Eriri dan Utaha ternyata berminat pula memiliki satu.

Dalam diam, Kato melihat mereka berdua, kemudian meninggalkan ruangan. Konon, marahnya orang yang diam bisa membawa malapetaka seperti yang telah tersirat dalam adegan pembuka anime ini (abaikan animasinya yang jelek).

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses