Berpetualang di dalam labirin tentu menantang, menyenangkan, dan…… Enak? Ya, jika di seri lainnya labirin identik dengan petualangan, misteri, dan monster. Kali ini kalian akan disajikan dengan cerita “bagaimana jadinya bila semua itu bisa dimakan”. 

Delicious In Dungeon (Dungeon Meshi) merupakan anime yang diadaptasi dari komik karya Ryoko Kui. Komik ini dirilis melalui majalah Harta milik Enterbrain sejak tahun 2014 hingga 2023. Komik ini juga telah diadaptasi menjadi anime yang diproduksi oleh studio Trigger pada tahun 2024.

Komik Delicious in Dungeon resmi dirilis oleh Elex Media Komputindo di Indonesia, di mana volume pertamanya terbit pada tanggal 20 September 2023. Komik ini dibanderol dengan harga 45.000 rupiah (untuk Pulau Jawa). Inilah ulasan volume pertama dari komik Delicious in Dungeon.

Sinopsis

©︎ Ryoko Kui 2015

Seorang penjelajah muda, Laios, bersama kawan-kawannya mendapat serangan hebat dari seekor naga jauh di lantai terdalam Dungeon. Mereka kehilangan seluruh uang dan perbekalan, bahkan seorang anggota tim! Walau ingin bergegas kembali dan menyelamatkan rekannya, mereka dihalangi satu masalah besar, “Tanpa makanan dan uang, mereka pasti akan kelaparan di tengah penjelajahan!” Namun, Laios mendapat ide cemerlang, “Kita makan monster saja!”. Slime, kalajengking, basilisk, mandrake, dan kelelawar raksasa… Tidak ada satu monster pun yang luput dari perut-perut keroncongan di Dungeon!!

Penceritaan Komik – Sebuah Prespektif “Baru”

©︎ Ryoko Kui 2015

Dengan premis cerita yang cukup menarik, Delicious in Dungeon mampu memberikan kalian sebuah “pengalaman” dan “prespektif” baru mengenai labirin bawah tanah. Cerita komik ini diawali oleh cerita legenda yang sangat wah, lalu pembaca akan melihat aksi karakter utama kita yang tengah bertarung dengan seekor Naga Merah, akan tetapi mereka gagal dan kehilangan salah satu anggotanya. Di balik kesedihan dan legenda seru, komik ini tetap dapat menyajikan cerita fantasi yang seru, lucu, dan menarik tanpa perlu membuat pembaca memahami cerita secara berlebihan.

Hal yang saya sangat sukai dari volume pertama ini adalah bagaimana cerita yang dibawakan sangat terasa natural,terutama jika kalian adalah penggemar fantasi yang berkaitan dengan labirin, apalagi penggemar RPG. Semua terasa sama seperti apa yang kalian harapkan, khususnya monster, apa yang kalian kenali sebagai monster, di sini diceritakan hampir semirip mungkin sehingga cerita yang disajikan dapat membawakan prespektif baru itu.

Beberapa momen lucu juga dibawakan. Contoh saja momen di mana sang karakter utama ingin memburu monster basilisk di mana ia harus menakuti monster tersebut, sementara timnya merasa ingin menjauhi dirinya karena kebodohan/keanehan itu. Momen lucu sekilas yang digambarkan dengan baik, kemudian diakhiri oleh momen serius. Itulah momen-momen yang akan kalian temui dalam komik ini.

Penggambaran Komik – Sayang Tidak Bisa Dibuat…

©︎ Ryoko Kui 2015

Tanpa disadari kombinasi makanan, eksplorasi, dan fantasi dapat membuat sebuah “makanan” baru yang menggoda selera makan kalian, walaupun hanya sebuah gambar dan dari bahan-bahan yang “mungkin” tidak ada pengganti aslinya di dunia nyata. Nyatanya gambar tersebut tetap dapat membuat kalian kelaparan hanya dengan melihatnya. Hanya saja mungkin tidak seperti seri yang benar-benar fokus pada foodgasm yang akan menyajikan fanservice dari makanan maupun karakternya. Delicious in Dungeon membawakan pembawaan yang terasa normal, tanpa ada efek berlebihan, sehingga ketika membaca, perasaan kalau ini hal lumrah cukup terasa.

Namun tentu tidak hanya makanan, komik ini mampu menggambarkan labirin ini dengan baik, sehingga sebagai pembaca kalian juga akan semakin tertarik untuk mengenali misteri labirin ini. Oh jangan lupa untuk melihat berbagai ekspresi yang menarik dari setiap karakter yang ada, beberapa ekspresinya mampu memberikan kalian rasa tawa yang melegakan!

Kesimpulan

©︎ Ryoko Kui 2015

Selesai membaca volume pertama dari komik ini, keinginan saya untuk makan meneruskan komik ini sangatlah besar. Bagaimana tidak, volume pertama telah membuat saya tersenyum, tertawa, hingga “terpesona” oleh cerita yang digambarkannya. Setiap karakter terasa unik dan menarik untuk didengarkan. 

Lalu bagaimana dengan kualitas komiknya? Komik yang saya beli memiliki kualitas yang cukup baik. Dari segi cetak tidak terrdapat cacat maupun keanehan dalam warnanya. Mungkin hal minor yang saya lihat adalah bagian daftar isi, tapi karena itu halaman yang saya jarang lihat, saya tidak terlalu merasa kecewa. Hanya saja entah komik yang saya miliki ini memiliki “label” yang menempel di dalam komik, label ini juga sulit untuk dilepas. Jujur saya tidak peduli tapi entah rasanya ingin mencopot label tersebut hanya saja sedikit susah.

Mengesampingkan hal itu, terkait terjemahan komik ini, sama seperti terjemahan pada umumnya, terkadang memang susah untuk menerjemahkan suatu bahasa asing ke bahasa Indonesia, terutama untuk kata yang belum ada di kamus. Tapi setidaknya saya berharap adanya konsistensi akan kata yang dapat diterjemahkan maupun yang tidak dapat diterjemahkan. Bagi saya basilisk termasuk wajar untuk tidak diterjemahkan karena memang kata yang spesifik untuk monster jenis itu dan cukup lumrah di dunia fantasi. Namun monster seperti “Red Dragon” yang tidak diterjemahkan, sementara terdapat kata kalajengking maupun kelelawar raksasa, terasa seperti hal yang tidak serasi. Ya, saya pikir hal tersebut ditujukan untuk memberikan rasa monster “Red Dragon” terasa seperti monster hebat. Tapi saya pikir Naga Merah akan terasa masuk akal. Atau mungkin penamaan makanan seperti Kakiage, yang seketika menjadi bakwan. Ya saya sih tidak ada masalah juga, hanya saja rasanya aneh jika satu karakter menyebutnya dalam bahasa Jepang, sementara satu lagi bahasa Indonesia. Walau kata-kata tersebut sangat sedikit, tapi jika membaca komik ini dengan serius, rasanya seperti aneh karena tidak konsisten.

Cukup keluhan saya mengenai terjemahan di sini, mari kembali ke pertanyaan penting. Apakah Delicious in Dungeon adalah komik yang perlu kalian baca? Jawabannya, ya! Walaupun kalian bukanlah penggemar fantasi ataupun makanan, kalian dapat menikmati komik ini dengan cepat dan kenyang. Ceritanya cukup menarik dan santai untuk kalian ikuti.

KAORI Newsline | Oleh Cakra Bhirawa

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses