Apa jadinya kalau seorang pro player game yang punya masalah sosial sampai menyebut dirinya “karakter tingkat bawah” mulai mencoba berubah demi menjalani sebuah “game” yang bernama kehidupan? Cerita ini ada di anime Jaku Chara Tomozaki-kun 2nd Stage. Animenya merupakan lanjutan dari season 1 yang telah tayang tahun 2019 dan dikerjakan oleh Studio Project No. 9. Bagimana misinya kali ini? Simak ulasan di KAORI.
Sinopsis
Tomozaki Fuumiya, seorang anak SMA dengan titel gamer “Tackfam” nomor 1 di Jepang punya masalah dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya, sampai menyebut dirinya sebagai karakter tingkat bawah dalam game yang bernama “kehidupan”. Pertemuannya dengan player peringkat ke-2 game “Tackfam”, yaitu Aio Hinami membuatnya memiliki tekad untuk berbenah dan meningkatkan levelnya dari karakter tingkat bawah menjadi orang normal pada umumnya dan menikmati hidup.

Lurus tanpa Kelokan
Alur season 2 animenya tidak berbeda dari season 1, yaitu selalu maju. Paling ada sedikit flashback buat menambah detil ceritanya. Kisahnya masih sama, tentang lanjutan misi Tomozaki yang sudah dirancang oleh Aio untuk memainkan game yang bernama “kehidupan“. Terus, apa yang kali ini bikin beda? Fokus ceritanya lebih ke lingkungan sekitar Tomozaki yaitu lingkup teman-teman kelasnya. Sebetulnya anime Jaku-chara bisa kalian tonton tanpa melihat season 1-nya karena ada rekapannya, tapi “feel”-nya akan jauh berbeda kalau kalian belum nonton season sebelumnya. Ada baiknya buat sempetin nonton season 1-nya dulu kalau kata saya.
Baca Juga: Habis Lebaran! Catat Tanggal Tayang Ultraman Decker Finale: Journey to Beyond di RTV!
Eksekusi Pendalaman Karakter yang Baik
Harus diakui, eksekusi hal ini tetap bagus. Bisa kita liat dari cara karakter mengendalikan suasana dalam situasi tertentu, bagaimana satu tindakan karakter bisa berdampak dalam kegiatan sehari – harinya, sampai dipertegas lagi saat sang ratu kelas yaitu Aio memainkan topengnya untuk mengubah suasana kelas menjadi berpihak padanya agar Kono menjadi sasaran balik buat di-bully satu kelas, dan Tama-chan yang mulai berubah untuk tertarik kepada teman sekelasnya dan menjadi karakter yang lebih menarik.

Di luar karakter Aio yang tetap bikin saya bingung kenapa pemikirannya jauh dari kata anak seusianya, saya harus apresiasi konsistensi karakter di Jaku-chara Tomozaki-kun 2nd Stage, sebab hal ini biasanya suka kurang konsisten, terlebih di anime yang diadaptasi dari light novel. Dialog yang punya makna mendalam tapi bisa disampaikan dengan tidak belibet juga masih terjaga dengan baik di season ini.
Detail yang Bikin Kita Mikir Sekaligus Terkesima
Detail kecil di season 2 masih terjaga dengan baik. Contohnya kebiasaan – kebiasaan kecil tiap karakternya termasuk gerak tubuh ataupun mimik mukanya masih tergambar jelas. Contoh lagi, Mimimi yang memiringkan kepalanya saat Tomozaki ngobrol dengan Gumi-chan and the gang atau gerakan jari Kikkuchi saat ngobrol dengan Tomozaki soal naskah drama pada saat – saat tertentu. Gerakan tadi punya artinya tersendiri kalau kalian pikir lebih dalam lagi. Hal kecil seperti itu bakal sering ditemuin, entah itu menjadi ciri khas karakternya atau ada makna lain. Hal kecil ini yang nambah suasana di anime Jaku-chara jadi bagus.


Yang bikin saya puas juga adalah akting dan pembawaan para pengisi suara. Baik nada suara, pembawaan sesuai suasana oke, bahkan sesenggukan saat nangis atau suara terkejut juga dibawakan dengan baik oleh para pengisi suara. Hal lainnya, kalian bisa tahu apa yang akan terjadi hanya lihat dari opening-nya lho hehe. Terakhir, yang bikin saya tersenyum yaitu ciri khas fan service-nya. Bukan seperti kebanyakan fan service yang ada dipasaran, namun ciri khasnya dari season 2 itu sama kayak di season 1. Mau saya kasih petunjuk? perhatikan angel camera ketika ada karakter cewek.
Rumit tapi Terkesan Santai
Mengapa saya minta lihat season 1 dulu? Agar nantinya kalian gak kaget sama “monolog” yang panjang, entah itu sesuai 100% dengan versi novel ringannya atau tidak. Layaknya “cut scene” dalam game, monolog di anime Jaku-chara erat hubungannya sama ceritanya. Contohnya di adegan naskah drama festival budaya yang dibuat Kikuchi.

Bayangin, naskah drama event festival budaya punya arti besar buat Kikuchi dan Tomozaki. Mereka seperti ngobrol lewat naskah dramanya, bukan lagi lewat Whatsapp atau Line. Tak hanya itu, kalian juga bisa tahu sedikit “petunjuk” soal penggambaran hati karakter di Jaku-chara. Asli, kalau kalian gak menyimak bagian ini kalian gak bakal dapet feel seutuhnya lho. Jadi, perhatikan!
Bumbu Cinta yang Kental Menjelang Akhir
Hal ini pasti terjadi, karena misi Tomozaki juga ingin menikmati seperti apa rasanya jadi orang normal. Cuma yang bikin “panas” kebanyakan penonton adalah mengapa Tomozaki harus milih Kikuchi ketimbang Mimimi yang selalu ada dan mendukung dia. Soal pembahasan ini, saya muat di artikel tersendiri. Tapi menurut saya, Tomozaki sudah melakukan apa yang sudah dia yakini benar karena Tomozaki sendiri yang punya prinsip sedikit berbeda dengan Aio.


Pengerucutan pasangan yang dilakukan Aio itu sudah bagus, tetapi pada kenyataannya Tomozaki tetap bingung memilih, ya… karena dulu dia mana ada tertarik untuk berpacaran hehe. Akhirnya, kekuatan Tomozaki dan 1 wingman yaitu Mimimi membuat kisah cinta Tomozaki dan Kikuchi berlabuh sampai volume novel ringan yang sekarang alias langgeng uhuy. Nice Try Mimimiiii U.U
Kesimpulan
Ketika ada pengumuman anime Jaku-chara lanjut ke season 2, saya cukup senang karena cerita yang bisa saja dibuat menggantung di season 1 ternyata bisa ditutup di musim ini dan punya potensi lanjut ke season 3. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari anime ini seperti bagaimana caranya menguasai suasana, mengubah diri sendiri ke arah yang lebih baik, mengambil keputusan yang bijaksana, pengendalian emosi, dan tentu saja mencoba hidup dengan perasaan yang penuh, terus belajar, dan berusaha.
Jaku-chara Tomozaki-kun 2nd Stage sudah bisa membuat saya puas untuk bilang “nah ini bagus season 2-nya buat kelanjutan cerita dan melengkapi apa yang tertinggal di season 1”. Bila ada kekurangan, mungkin ada di monolog-nya yang cukup panjang. Termasuk juga, kesan wow yang saya dapat hanya saat Aio menguasai suasana kelas dan ketika masuk pada cerita festival budaya. Secara keseluruhan saya bisa merekomendasi anime ini untuk kalian tonton di waktu luang.
KAORI Newsline











