In His Chart adalah novel karya Sousuke Natsukawa yang bercerita tentang kehidupan dan perjuangan Ichito Kurihara, seorang dokter muda yang bekerja di Rumah Sakit Honjo yang buka 24 jam selama 365 hari penuh. Melalui interaksi dengan pasien dan rekan kerjanya, ia belajar tentang makna sejati dari profesi medis dan nilai-nilai kemanusiaan. Novel ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh Penerbit Clover. Ulasan kali ini, akan membahas volume keduanya, dengan judul lengkap In His Chart Chapter 2: Hati Nurani Fakultas Kedokteran.
Ringkasan
Seorang dokter baru dari Tokyo bernama Tatsuya Shindo datang ke rumah sakit tempat Ichito bekerja. Dia adalah teman seangkatan Ichito di Universitas Shinano yang dulu mendapat julukan ‘hati nurani Fakultas Kedokteran’ karena kebaikan hati dan dedikasinya. Namun setelah bertugas, Tatsuya malah mendapat reputasi amat buruk di bangsal karena sering mengabaikan pasien. Apa yang membuat Tatsuya berubah?
Apalagi, seorang dokter yang dekat dengan Ichito tiba-tiba jatuh sakit.
Dokter Juga Manusia
Dalam buku kedua ini, teman satu angkatan Ichito pulang kampung dari Tokyo dan mulai bekerja di Rumah Sakit Honjo. la memutuskan pulang setelah istrinya, Chinatsu Shindo tiba-tiba berubah dan menjadi lebih mementingkan pasien daripada anaknya. Rupanya, Chinatsu mendapat tekanan baik dari rekan maupun pasiennya setelah kembali dari cuti melahirkan. Sejak itu, Chinatsu mengesampingkan urusan pribadi, termasuk keluarganya dan menghabiskan waktu secara penuh untuk pasien.
Di sisi lain, pada masa awal bergabung dengan Rumah Sakit Honjo, Tatsuya tidak pernah mau lembur dan tidak bisa dihubungi di luar jam kerja. Seiring berjalannya cerita, terungkap bahwa Tatsuya tidak ingin menjadi seperti Chinatsu. Karena itu, ia selalu berusaha menyisihkan waktu untuk anaknya.
Pada konflik ini, pengarang seolah ingin menyampaikan bahwa dokter juga seorang manusia. Di satu sisi, mereka memang bertanggung jawab atas pasiennya, Namun di sisi lain, mereka punya kehidupan pribadi dan keluarga. Dilema seperti ini tidak hanya melanda dokter. Masih banyak orang di luar sana yang masih bingung jika diminta untuk memilih antara pekerjaan atau keluarga. Melalui Tatsuya, penulis mengajak pembaca yang mengalami dilema seperti ini untuk memikirkan solusinya dengan kepala dingin agar tidak menyesali keputusan yang diambil.
Sarat Akan Pesan Kehidupan
“Promosi? Bodoh. Kalau kau dapat promosi di dunia ini, kau hanya akan menambah tanggung jawab, pekerjaan, dan tekanan. Sebisa mungkin buang yang namanya gelar dan hidup sebagai manusia saja”.
Kalimat tersebut dilontarkan oleh Ichito saat tengah mengobrol dengan Tatsuya.
Orang suka berlomba-lomba meraih jabatan tertinggi. Namun tak jarang yang melupakan bahwa jabatan tinggi tentu diiringi dengan tanggung jawab yang besar juga. Melalui obrolan ringan Ichito dan Tatsuya, penulis ingin menyampaikan bahwa nilai kebahagiaan setiap orang tidak selalu terletak pada jabatan dan semacamnya.
Kesimpulan
Setelah volume pertama In His Chart fokus pada hubungan Ichito dengan pasien-pasiennya, fokus volume keduanya berpindah ke rekan sesama dokternya. Sousuke Natsukawa menggabungkan elemen drama, emosi, dan etika medis untuk memberikan pandangan yang mendalam tentang dunia medis dan kehidupan pribadi para tenaga kesehatan kepada pembacanya. Meski gaya bahasanya cukup berat daripada novel ringan pada umumnya, penulis berhasil membangun suasana yang detail sehingga pembaca akan turut merasakan emosi para tokoh dalam novel ini.
Simak ulasan novel volume pertamanya di sini:
KAORI Newsline | Nisrina Alya Fajri






