Performa menakjubkan para member menghibur warga Jakarta
Dalam hal aksi di panggung dari awal hingga akhir, para member yang ikut tampil benar-benar konsisten dari segi kualitas, ekspresif, penuh semangat, dan ikut menjiwai sesuai lagu yang mereka bawa, membuat konsernya terasa lebih mewah, lebih hidup dan penonton jadi ikut terbawa suasana di setiap penampilannya.
Dua penampilan yang saya suka dari konser ini yaitu, penampilan Kiara saat membawa lagu “Chimera” yang membuat penonton pada mengaktifkan “neuronnya” berkat goyangan Kiara yang aduhai, dan Kobo saat membawa lagu “Sebatas Video Call” di mana seluruh penonton betul-betul menggila serasa di konser rakyat dari awal hingga akhir.
Untuk setlist lagunya sendiri, ini benar-benar penuh kejutan, biasanya di konser-konser Hololive, terdapat kombinasi dari lagu original single dari masing-masing VTuber, serta lagu dari Hololive Idol Project maupun proyek kolaborasi Honeyworks dan Hololive yang dinyanyikan secara duet, trio, dan bahkan kuartet.
Namun di konser ini, justru ada 3 lagu cover di luar proyek Hololive, yaitu Fansa dari Honeyworks yang dinyanyikan oleh Watame dan Azki, Cruel Angel Thesis oleh Ina, Bae, dan Kiara, lagu opening anime Evangelion yang amat melegenda, serta Pretender dari HIGEdism yang dibawakan oleh Moona dan Kobo yang ternyata juga cukup populer di kalangan pencinta lagu Jejepangan karena suasana yang dibawakan terasa sendu dan penuh emosi.
Secara keseluruhan, pemilihan lagunya menjadikan konser ini penuh keberagaman dan warna bersama dengan performa dari para member. Dari segi sesi MC, yang dihadirkan sebanyak 3 kali, masing-masing memberikan keunikan tersendiri di setiap sesinya. Dari sesi Watame, Azki, dan Bae, mereka membahas seputar Jakarta dan Indonesia beserta bahasa yang diperkenalkan, termasuk saat member mencoba mengucapkan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Lalu di sesinya Ina dan Kiara, mereka membicarakan seputar makanan khas yang ada di Indonesia seperti Mi Bakso dan Nasi Goreng yang praktis membuat penonton pada lapar. Dan di sesi yang ditunggu-tunggu penonton, yaitu sesi bareng Moona dan Kobo di mana mereka menunjukkan kemampuan sebagai komedian dan memberikan semangat pada penonton sebelum adanya penampilan yang lebih meriah lagi. Untuk tata panggungnya sendiri, ini merupakan suatu kemajuan yang pesat dibandingkan pada konser sebelumnya.
“Seperti menonton konser di Jepang”
Dari segi pencahayaan, kadar cahaya di panggungnya tidak terlalu redup maupun silau sehingga penonton dapat melihat konser dengan jelas. Untuk segi sistem suara, pihak penyelenggara konser berhasil belajar dari konser sebelumnya, sehingga suara yang dihasilkan bisa jelas terdengar tanpa harus mengorbankan pendengaran dari penonton, terakhir dari sisi visual, kombinasi tiga dimensi dalam hal background konser yang penuh warna-warni dan para vtuber yang tampil secara dinamis dan luwes tanpa terasa kaku menunjukkan konser kali ini lebih hidup, aktif, dan terasa nyata di mata penonton. Satu-satunya kendala saat konser adalah saat penampilan Watame dan Azki dengan lagunya “Fansa”, di mana layarnya sempat rusak di sisi Watame, namun dengan cepat diperbaiki sehingga tidak mengganggu performanya secara keseluruhan.
Konser hololive STAGE World Tour’24 Soar! baru sepenuhnya selesai pada jam 8:10 malam. Namun untuk keluar dari venue konser ternyata memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena panjangnya antrean dari adanya pengembalian gadget ke penonton dari map coklat berdasarkan kartu pengenal 4 nomor yang diberikan saat masuk venue konser.
Setelah penantian yang panjang, saya akhirnya baru bisa keluar dari venue konser pada jam 8:35 malam karena alasan di atas. Uniknya, gelang Crunchyroll yang dibagi-bagikan ke penonton yang harusnya dikembalikan pasca konser, ternyata boleh dibawa pulang dan bahkan baik staf maupun satpam yang bertugas, mengkonfirmasi hal tersebut.
Untuk konsernya sendiri, ini adalah konser terbaik yang pernah saya kunjungi di tahun ini. Dari segi tata panggungnya, penampilan dan setlist lagu yang dibawakan oleh para vtuber, hingga pengamanannya saat konser menjadi nilai positif untuk konser ini.
Namun yang paling berkesan dari konser ini datang dari segi penonton, di mana justru para penonton dari beragam usia dan latar belakang disatukan dalam konser inilah yang memberikan rasa semangat, cinta, solidaritas, dan kekompakkan, melengkapi konsernya yang meriah, penuh warna dan keberagaman. Bahkan para penonton yang belum pernah saling mengenal satu sama lain di dunia nyata pun menjadi lebih mengenal satu sama lain dan menambah sahabat baru.
Dua contoh yang membuat saya terkagum dengan penonton di konser ini, yaitu selalu inisiatif dalam hal saling membantu, terutama di saat saya mencatat perihal pengalaman dan setlist lagu di konser ini dengan memberikan pencahayaan yang cukup, dan juga ketika setiap ada penampilan, para penonton selalu memberikan semangat dan yel-yel yang membuat pengalaman konser ini jadi lebih berarti.
Untuk para fans hololive, kesenangan pasca konser ternyata masih berlanjut. Dan di Qi Lounge, Hotel Sultan, Jakarta, ada satu acara pasca konser bernama (Offkai yang dimulai dari jam 9 malam sampai larut malam. Acara tersebut menjadi acara bebas untuk seluruh fans yang berkunjung. Selain bisa menari dan menyanyi bersama dari lagu-lagu remix hololive, juga bisa pesan makanan dan minuman, dan bisa bertemu dengan sesama penggemar dari penjuru dunia.
Satu hal yang paling berkesan dari acara ini adalah saya jadi bisa bertemu banyak orang baru sekaligus memberi perspektif baru bahwa acara malam dengan lingkungan positif seperti ini bisa memberikan rasa nyaman untuk sesama dan jadi lebih seru untuk menikmati hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumnya.
KAORI Newsline | Liputan oleh Eriq Affandi











