Nama besar Megumi Hayashibara, yang dikenal luas sebagai seiyu Rei Ayanami dalam anime Evangelion, tengah menjadi sorotan. Lewat unggahan blog pribadinya, ia menyampaikan keresahan terhadap kondisi sosial dan politik Jepang—termasuk menyebut soal perilaku wisatawan asing dan subsidi pendidikan bagi pelajar dari luar negeri. Komentar tersebut menuai reaksi keras dari publik, dan dianggap oleh sebagian pihak sebagai bentuk ujaran anti asing.
Kekhawatiran soal Identitas dan Budaya Jepang
Dalam tulisannya, Megumi Hayashibara menyoroti bagaimana budaya Jepang, termasuk norma antre dan tata krama, kian terkikis karena ketidaktertiban sebagian turis asing. Ia bahkan membandingkan kondisi tersebut dengan spesies lokal seperti “udang karang Jepang” yang kalah oleh hewan asing yang invasif, sebuah metafora yang banyak dikritik karena bernada eksklusif dan merendahkan.
アメブロを投稿しました。
『興味がない、わからない、知らない』#アメブロ #選挙
https://t.co/ILrtbM0KAH— 林原めぐみ 公式 (@MHayashibara_PR) June 8, 2025
Kritik terhadap Sistem Pendidikan dan Pajak
Megumi Hayashibara juga mengomentari ketimpangan subsidi pendidikan, di mana pelajar asing mendapat bantuan sementara mahasiswa Jepang justru harus berutang lewat skema pinjaman. Ia mempertanyakan ke mana arah penggunaan pajak seharusnya difokuskan, dan mengusulkan agar prioritas diberikan kepada warga yang benar-benar menopang Jepang saat ini, termasuk korban bencana dan pelajar domestik.
Penolakan atas Tuduhan Rasisme
Meski menerima kritik, Megumi Hayashibara membantah keras bahwa ia memusuhi negara atau kelompok tertentu. Ia menegaskan bahwa maksud utamanya adalah mendorong warga Jepang, khususnya yang sudah memiliki hak suara, untuk lebih peduli terhadap kondisi negaranya dan aktif dalam pemilu. Ia menyayangkan apatisme yang menurutnya kian melebar di kalangan masyarakat Jepang.
Komentar yang Bikin Banjir Respons
Pernyataan Megumi Hayashibara ini langsung ramai diperbincangkan di media sosial. Sebagian menilai tulisannya berani dan realistis, namun banyak pula yang menganggapnya terlalu nasionalistik. Meski berniat menyuarakan keprihatinan, Hayashibara kini harus menghadapi dampak dari opini yang dianggap sensitif dan kontroversial.
KAORI Newsline











