Otoritas di Phnom Penh, Kamboja, baru saja melakukan penggerebekan terhadap markas sindikat penipuan asal Tiongkok. Dalam operasi tersebut, sebanyak 28 orang ditangkap, dan di antara mereka terdapat empat penipu asal Jepang. Operasi ini menarik perhatian publik karena menjadi bagian dari langkah besar pemerintah Kamboja dalam memberantas kejahatan lintas negara yang semakin meresahkan.
Barang Bukti dan Tindak Lanjut
Dalam penggerebekan itu, polisi menyita berbagai barang bukti seperti puluhan ponsel pintar, kartu SIM, dan komputer yang diyakini digunakan untuk melancarkan aksi penipuan. Tak hanya itu, petugas juga menemukan senjata api dan obat-obatan terlarang di lokasi. Empat penipu asal Jepang yang tertangkap ini diduga kuat terlibat dalam kegiatan penipuan yang sudah berjalan cukup lama.
Aksi Serupa Pernah Terjadi
Sebelumnya, pada Mei 2025, sebanyak 29 penipu asal Jepang juga telah ditangkap di Poipet, wilayah barat laut Kamboja. Mereka diketahui melakukan praktik “tokushu sagi”, yaitu penipuan dengan menyamar sebagai otoritas atau kerabat melalui sambungan telepon untuk mengelabui korban. Kasus ini menjadi alarm serius bagi otoritas Jepang terkait keterlibatan warganya dalam jaringan kejahatan internasional.
Pemerintah Kamboja Ambil Tindakan Tegas
Perdana Menteri Hun Manet memerintahkan pemberantasan seluruh basis penipuan internasional di negaranya. Sejak akhir Juni hingga Juli 2025, lebih dari 130 operasi penggerebekan telah dilakukan di seluruh penjuru negeri, dengan total lebih dari 3.000 orang ditangkap, mayoritas warga negara Tiongkok.
Jepang Turut Lakukan Investigasi
Kedutaan Besar Jepang di Kamboja telah menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Keterlibatan penipu asal Jepang dalam kejahatan lintas negara menyoroti tantangan baru dalam menjaga reputasi dan keamanan warganya di luar negeri, terutama di tengah meningkatnya ketatnya pengawasan terhadap kehidupan di Jepang dan luar negeri.
KAORI Newsline | Sumber







