Sebuah babak dalam sejarah pop kultur dan pacuan kuda Jepang telah berakhir. Kuda pacu Haru Urara, seekor legenda yang menjadi simbol kegigihan dan harapan bagi seluruh negeri, telah meninggal. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di usianya yang ke-29 tahun, setara dengan 90 tahun usia manusia. Kabar duka ini dikonfirmasi melalui akun X majalah FRIDAY pada 9 September 2025 pukul 15.30 waktu setempat. Ia meninggal dunia dengan tenang di peternakan ‘Martha Farm’ di Chiba, tempat ia menghabiskan masa pensiunnya, setelah berjuang melawan gejala sakit kolik (sakit pencernaan pada kuda yang dapat menyebabkan kematian) yang muncul sehari sebelumnya.
Menurut Yuko Miyahara, perwakilan dari ‘Martha Farm’, kondisi Haru Urara menurun secara tiba-tiba. “Pada pagi hari tanggal 8 September, ia tidak buang air besar, jadi kami merasa kondisi ini gawat,” ujarnya. Staf peternakan segera memanggil dokter hewan dan menemaninya sepanjang malam untuk memberikan perawatan. Namun, kondisinya memburuk dengan cepat pada dini hari dan ia pun pergi untuk selamanya. Momen ini terasa semakin pedih karena hingga sehari sebelumnya, kuda Haru Urara masih dalam keadaan sehat dan bersemangat. “Baru-baru ini, pengunjung dari luar negeri semakin banyak yang datang untuk melihatnya. Karena itu, hal ini benar-benar sangat disayangkan,” tambah Miyahara.

Warisan dari Kuda Pacu Haru Urara sebagai “Bintang Pecundang”
Haru Urara menjadi sebuah fenomena nasional di Jepang bukan karena kemenangannya, melainkan karena rekor kekalahannya. Ia menjadi idola karena terus berlari dalam 113 balapan tanpa pernah menang sekalipun. Sosoknya yang tidak pernah menyerah dianggap sebagai “Bintangnya Para Pecundang”, sebuah simbol harapan di tengah “era restrukturisasi” Jepang. Tiket taruhan untuknya bahkan laris manis sebagai jimat keselamatan lalu lintas karena dianggap “tidak akan pernah kena (menang)”. Puncak ketenarannya terjadi pada Maret 2004, saat ia ditunggangi oleh joki legendaris negeri Sakura, Yutaka Take. Pada saat itu, 13.000 penggemar memadati arena pacuan kuda Kochi, namun ia tetap finis di urutan ke-10 dari 11 kuda. Setelah mengakhiri karir pacuan kudanya, ia akhirnya berhasil memenangkan lomba dalam hidupnya, sekali setelah pensiun.
Baca juga: Lomba Lari Cosplay Umamusume Digelar di Thailand
Beberapa tahun terakhir, popularitasnya kembali meroket secara global. Hal ini terjadi setelah karakternya diadaptasi ke dalam game Umamusume: Pretty Derby. Dalam game tersebut, Haru Urara digambarkan sebagai gadis yang selalu ceria dan positif meskipun selalu kalah balapan. Karakternya ini berhasil merebut hati para penggemar baru di seluruh dunia. Setelah game-nya dirilis dalam bahasa Inggris pada Juni 2025, peternakannya mulai menerima banyak pengunjung dari Amerika, Filipina, bahkan Polandia. Bahkan para fans UmaMusume luar negeri juga turut menyumbangkan pakan rumput untuk sang kuda.
Baca juga: Haru Urara Punya Diary Asli yang Menggemaskan
Kepergian Haru Urara meninggalkan duka yang mendalam. Kisahnya yang tidak pernah menyerah dan selalu tersenyum dalam kekalahan telah memberikan harapan dan senyuman bagi banyak orang. Yuko Miyahara mengenangnya sebagai sosok yang keras kepala namun memberikan banyak kenangan indah. “Bahkan di saat terakhir, ia tetap keras kepala. Kami mencoba membuatnya berjalan untuk menggerakkan ususnya, tapi ia menolak. Seolah-olah ia berkata ‘Aku tidak mau jalan,'” kenang Miyahara. “Tapi karena sifat keras kepalanya itulah, ada banyak sekali kenangan indah. Saya sangat berterima kasih padanya.”
KAORI Newsline | Sumber: Friday










