Seiyu populer asal Jepang, Natsuki Hanae, baru-baru ini membagikan kisah menyentuh tentang masa lalunya. Dalam sebuah wawancara di program Let Me Tell Your Fortune yang tayang di Fuji TV, ia mengungkap bahwa dirinya telah kehilangan kedua orang tuanya saat masih sangat muda. Natsuki Hanae menyebutkan bahwa ibunya meninggal ketika ia berusia sekitar 18 atau 19 tahun. Tak lama setelah itu, ayahnya juga berpulang saat dirinya baru memulai karier sebagai seiyu di usia 20-21 tahun.
Rasa Kehilangan yang Tak Pernah Hilang
Tak hanya itu, Natsuki Hanae juga kehilangan neneknya dalam waktu yang tak lama setelah kepergian orang tuanya. Ia menyebut masa-masa tersebut sebagai titik terendah dalam hidupnya. Namun, dari rasa duka itu, ia menemukan kekuatan yang membantunya mengekspresikan emosi secara mendalam saat berakting. Bahkan, ia merasa bahwa kesedihan tersebut mungkin adalah “hadiah terakhir” dari orang tuanya yang kini menjadi sumber inspirasi saat berperan.
Emosi Jadi Kekuatan dalam Karier
Pengalaman hidup Natsuki Hanae memberikan sentuhan autentik dalam berbagai perannya, termasuk Tanjiro Kamado dalam anime Kimetsu no Yaiba. Ia mengaku bisa menangis saat membawakan adegan sedih hanya dengan mengingat kembali momen-momen kehilangan itu. Meski belum sepenuhnya pulih secara emosional, ia mencoba melihat segala hal dengan cara yang positif.
Karier yang Terus Bersinar
Meskipun menghadapi masa lalu yang berat, Natsuki Hanae tetap menjadi salah satu seiyuu paling dicintai di Jepang. Namanya kerap muncul dalam jajaran pengisi suara pria terbaik, bahkan meraih posisi kedua dalam polling Male Seiyu of the Year 2024. Saat ini, ia bersiap tampil dalam film Kimetsu no Yaiba: Infinity Castle yang telah tayang di bioskop Jepang, dan akan tayang di bioskop Indonesia pada bulan Agustus mendatang.
KAORI Newsline | Sumber











