Perlintasan kereta di depan Stasiun Kamakura Kokomae, Jepang sudah lama jadi magnet wisata berkat anime legendaris Slam Dunk. Adegan kereta Enoden yang melintas dengan latar laut biru menjadikan lokasi ini “tempat suci” bagi penggemar. Setiap hari, ratusan turis dari berbagai negara datang demi menangkap momen foto yang sempurna.
Dari Spot Indah Jadi Sumber Kekacauan
Namun, keindahan perlintasan Slam Dunk itu berujung masalah. Banyak wisatawan berdiri di tengah jalan, menghambat lalu lintas, bahkan meninggalkan sampah. Laporan keluhan warga terus berdatangan ke balai kota. Fenomena ini disebut pejabat setempat sebagai “kondisi kacau” yang mengganggu kehidupan sehari-hari warga sekitar.

© Junji Murakami
Eksperimen Zona Foto Khusus
Sebagai langkah awal, Pemerintah Kota Kamakura meluncurkan uji coba dengan menyiapkan area foto khusus di sebuah taman terdekat dari perlintasan Slam Dunk tersebut pada 13–16 September 2025. Sebanyak 12 staf dan dua penerjemah bahasa Mandarin ditugaskan untuk mengarahkan turis agar tidak lagi berfoto di jalan. Turis diarahkan masuk ke area foto, lalu dibantu mengambil gambar saat kereta Enoden melintas.
Harapan dan Keraguan Warga
Langkah ini diharapkan bisa mengurai kepadatan sekaligus mengurangi tumpukan sampah. Bahkan, pemerintah sampai menebang beberapa pohon di taman agar tersedia ruang yang cukup untuk lokasi foto bagi para penggemar Slam Dunk. Meski begitu, sebagian warga masih meragukan efektivitasnya. Ada yang khawatir spot resmi justru menarik lebih banyak turis asing ke Kamakura.

© Junji Murakami
Menunggu Hasil Uji Coba
Perlintasan Slam Dunk memang sudah jadi ikon global yang tidak bisa dipisahkan dari pariwisata Kamakura. Namun, tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara daya tarik budaya pop dengan kenyamanan warga lokal. Pemerintah setempat masih menilai hasil percobaan ini untuk memutuskan apakah zona foto khusus bisa jadi solusi jangka panjang atau tidak.
KAORI Newsline | Sumber










