Lokasi perlintasan kereta di dekat Stasiun Kamakura Kokomae, Jepang, yang terkenal lewat adegan pembuka anime Slam Dunk, kini menghadapi masalah serius akibat overturisme. Sejak perilisan film The First Slam Dunk pada 2022 yang sukses besar di Asia termasuk Indonesia, jumlah pengunjung meningkat drastis. Sayangnya, infrastruktur kecil stasiun yang awalnya hanya ditujukan untuk warga lokal tak mampu menampung ledakan wisatawan.

Masalah Toilet yang Memanas
Salah satu isu paling mendesak adalah sanitasi. Penutupan toilet umum satu-satunya di stasiun dekat perlintasan Slam Dunk tersebut pada akhir April lalu, akibat kerusakan dan penyalahgunaan fasilitas, memperparah situasi. Beberapa wisatawan dilaporkan melakukan buang air kecil hingga besar di area terbuka, termasuk di properti warga. Fenomena ini telah lama menjadi keluhan, tetapi kini kondisinya semakin parah.

Dampak ke Fasilitas Medis
Sebuah rumah sakit dekat lokasi perlintasan Slam Dunk tersebut juga terkena imbasnya. Awalnya mereka mengizinkan wisatawan menggunakan toilet, namun perilaku tak tertib—mulai dari mengotori fasilitas hingga memanfaatkannya untuk keperluan pribadi seperti ganti baju—membuat pihak rumah sakit menutup akses bagi pengunjung. Akibatnya, area sekitar rumah sakit kerap ditemukan kotoran manusia, memicu kekhawatiran kesehatan publik.

Pemerintah dan Solusi yang Digodok
Pemerintah daerah dan pihak terkait telah meninjau langsung lokasi. Salah satu tantangan adalah memastikan informasi soal tata krama berkunjung tersampaikan dengan efektif, terutama kepada turis dari luar negeri yang menggunakan platform media sosial berbeda. Wacana penambahan fasilitas seperti toilet dan area foto khusus mulai dibicarakan, termasuk kemungkinan menerapkan tarif untuk mendukung pemeliharaan area.
Menjaga Harmoni Antara Wisata dan Warga
Bagi penggemar Slam Dunk, perlintasan ini adalah destinasi impian. Namun, bagi warga setempat, ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang kini terganggu. Diperlukan langkah nyata agar keindahan dan nilai sejarah lokasi ini tetap terjaga, tanpa mengorbankan kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.










