Acara ICC X INACON 2025 di JICC pada 26 Oktober lalu bukan hanya soal komik dan film. Di tengah hiruk pikuk, booth Komunitas Digimon Indonesia (DIGI-IN) menjadi salah satu primadona. Sebagai Community Partner resmi untuk ketiga kalinya, kehadiran DIGI-IN tidak hanya hadir membawa nostalgia, tapi juga sebuah revolusi: menjadikan Digimon Card Game (DCG) sebagai sorotan utama. Puncak keseruan mereka adalah digelarnya Masterclass Digimon di ICC, yang sukses menarik perhatian ratusan pengunjung.

Kesuksesan booth DIGI-IN ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kemeriahan ICC X INACON 2025. Perhelatan yang didukung myBCA ini sukses menjadi kancah terbesar, menyajikan perpaduan harmonis antara budaya pop Timur dan Barat, dari cosplay megah hingga kreator internasional. Kehadiran DIGI-IN membuktikan bahwa TCG kini punya tempat spesial di hati para penggemar budaya pop Indonesia.
Dari V-Pet Nostalgia ke Arena TCG Modern
Bagi generasi yang tumbuh di akhir 90-an dan awal 2000-an, Digimon adalah lebih dari sekadar tontonan. Ia adalah V-Pet yang harus diberi makan, Digivice yang digenggam erat, dan Digimon Digital Card Battle di PlayStation 1 yang mengasah strategi pertama. Koneksi emosional ini kembali bersemi kuat di ICC X INACON 2025.

DIGI-IN dengan cerdik menjembatani jurang antara masa lalu dan masa kini. Mereka menyadari bahwa Digimon Card Game modern telah bertransformasi total, tidak lagi sekadar kartu koleksi biasa, melainkan TCG (Trading Card Game) dengan kualitas ilustrasi yang luar biasa dan sistem permainan yang mendalam. Kualitas kertas yang premium, desain Alternate Art yang memukau, hingga mekanik Memory Gauge yang unik, menjadikan DCG bukan hanya permainan, tapi juga seni strategi yang diakui dalam turnamen internasional.
Puncak Acara: Masterclass Digimon di ICC
Pusat daya tarik booth DIGI-IN adalah Masterclass Digimon di ICC harian. Ini adalah kesempatan langka bagi pengunjung untuk mendapatkan ilmu tingkat tinggi, bukan dari panduan buku, melainkan dari praktik langsung pemain profesional Indonesia.
Dua nama besar, yang baru saja membawa nama Indonesia bersinar di Asia, yaitu Karsyah (yang berhasil menembus Top 6 Grand Asia Open Jepang 2025) dan Radian (Raven) (Finalis Grand Asia Open Jepang 2025), hadir secara eksklusif. Mereka tidak sekadar berduel pamer, melainkan memimpin sesi lokakarya interaktif.

Materi yang dibahas pun sangat spesifik dan menarik. Karsyah menjelaskan pentingnya sinergi warna dan ras Digimon, bagaimana menyeimbangkan jumlah kartu level rendah (Rookies) dan level tinggi (Ultimate/Mega), serta seni memaksimalkan kartu Option dan Tamer. Raven mendemonstrasikan secara langsung bagaimana mengendalalkan Memory Gauge untuk memaksa lawan mengakhiri giliran dengan sisa memori yang minimum, sebuah taktik krusial yang membedakan pemain amatir dan profesional. Kedua pro player ini juga membedah meta terbaru dari Jepang, memberikan bocoran deck apa saja yang diperkirakan akan mendominasi turnamen global berikutnya, seperti kekuatan kombinasi Black-Yellow atau Blue Hybrid.
Baca juga: Waktunya Nostalgia Digimon Bareng Komunitas DIGI-IN di IGX x BOTT 2025!
Antusiasme memuncak ketika sesi “Challenge the Champ” dibuka. Puluhan pengunjung antre untuk mencoba peruntungan bertanding 1-on-1 melawan Karsyah atau Radian. Pengalaman dikalahkan, atau bahkan berhasil mengimbangi, seorang finalis Grand Asia Open secara langsung adalah pelajaran yang tak ternilai harganya. Tak heran jika booth Masterclass Digimon di ICC ini secara konsisten menjadi salah satu hotspot paling padat di sepanjang JICC.











