Jumlah Anak Bolos Sekolah di Jepang Meningkat

0
bolos sekolah
© 2016 Tsukasa Fushimi / KADOKAWA ASCII · Media Works / EMP / Gambar Hanyalah Ilustrasi

Kehidupan di Jepang yang terkenal disiplin ternyata menyimpan tantangan tersendiri di dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan Jepang melaporkan bahwa pada tahun fiskal 2024, tercatat 353.970 siswa sekolah dasar dan menengah pertama bolos selama 30 hari atau lebih. Angka ini naik 2,2 persen dibanding tahun sebelumnya, dan menjadi peningkatan selama 12 tahun berturut-turut. Data ini berarti hampir 4 persen dari seluruh siswa di Jepang mengalami ketidakhadiran panjang. Sementara itu, jumlah siswa SD yang bolos naik 5,6 persen menjadi 137.704, dan siswa SMP naik tipis 0,1 persen menjadi 216.266 orang.

Perubahan Pola Pikir Orang Tua dan Sistem Pendidikan

Pihak kementerian menyebut peningkatan ini salah satunya karena semakin banyak orang tua yang sadar bahwa anak tidak boleh dipaksa hadir ke sekolah jika mereka mengalami tekanan berat. Dalam kehidupan di Jepang yang serba cepat dan penuh tuntutan, banyak keluarga kini lebih mengutamakan kesehatan mental anak dibanding kehadiran di kelas.
Dari total siswa yang absen, lebih dari 42.000 anak mengikuti pendidikan di lembaga alternatif seperti “free school” atau pusat dukungan belajar. Sekitar 13.000 lainnya belajar dari rumah dengan teknologi pembelajaran jarak jauh. Namun, lebih dari 135.000 siswa tidak mendapat bantuan profesional seperti konseling, yang menimbulkan kekhawatiran soal kesejahteraan psikologis mereka.

Kasus Bullying dan Kekerasan Juga Meningkat

Selain bolos, kasus perundingan di sekolah Jepang juga mencetak rekor baru, dengan 769.022 laporan pada semua jenjang pendidikan. Dari jumlah itu, 1.405 dikategorikan sebagai kasus serius yang menyebabkan cedera atau absen jangka panjang. Kementerian menjelaskan bahwa peningkatan ini sebagian besar karena sekolah lebih aktif mengenali dan melaporkan kasus perundungan. Meski begitu, mereka menyebut situasi ini “mengkhawatirkan,” terutama karena banyak kasus kekerasan baru terungkap setelah terlambat ditangani.

Tantangan Baru bagi Dunia Pendidikan Jepang

Kehidupan di Jepang, yang sering dianggap ideal, ternyata menghadapi krisis diam-diam di dunia pendidikan. Tekanan akademis, isolasi sosial, hingga budaya kompetitif dianggap turut memengaruhi kesejahteraan pelajar. Tercatat juga 413 kasus bunuh diri di kalangan siswa selama periode tersebut, delapan di antaranya dipastikan terkait perundungan. Data ini menjadi pengingat bahwa di balik kemajuan Jepang, ada pekerjaan besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak.

KAORI Newsline | Sumber

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses