Tiga Orang Diciduk di Jepang, Diduga Merekam dan Menyebarkan Adegan “Uhuy”

0
kehidupan di jepang
(c) Masakazu Katsura / Shueisha / Gambar hanyalah ilustrasi

Kasus kriminalitas di Jepang kembali mencuat setelah Kepolisian Metropolitan Tokyo menangkap tiga orang yang diduga terlibat perekaman dan penyebaran adegan “uhuy” tanpa izin. Penangkapan ini dilakukan setelah penyelidikan panjang terkait unggahan video tak senonoh yang beredar di situs “uhuy”. Ketiganya terdiri dari seorang pria berusia 39 tahun serta dua perempuan berusia 28 dan 23 tahun yang diduga bekerja sama dalam menjalankan aksi ilegal tersebut.

Modus Operandi yang Terorganisir

Dalam rangkaian kriminalitas di Jepang ini, para tersangka diduga merekam adegan hubungan “uhuy” dengan perempuan yang dikenalnya melalui media sosial. Perekaman dilakukan secara diam-diam di kamar hotel, dengan kamera yang disebut dipasang sebelumnya di bagian langit-langit. Video tersebut kemudian diunggah ke situs “uhuy” dan diduga dijual untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Ratusan Video Disita Polisi

Penggeledahan di kediaman tersangka utama menjadi titik penting dalam pengungkapan kriminalitas di Jepang ini. Polisi menyita lebih dari 800 hingga 860 video “uhuy” yang melibatkan sekitar 100 perempuan berbeda. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ilegal ini diduga berlangsung cukup lama dan dilakukan secara berulang, bukan insiden sesaat.

Dalih Hubungan “Satu Suami Banyak Istri”

Tersangka pria mengklaim memiliki konsep hubungan “satu suami banyak istri” untuk membenarkan perbuatannya. Namun, dalam konteks kriminalitas di Jepang, dalih tersebut sama sekali tidak dapat diterima secara hukum. Polisi menilai klaim tersebut hanya digunakan untuk memanipulasi korban dan menutupi praktik eksploitasi seksual yang dilakukan bersama dua tersangka lainnya.

Keuntungan Fantastis dari Aktivitas Ilegal

Dalam pemeriksaan awal, tersangka mengaku telah menjalankan bisnis ilegal ini selama lebih dari dua tahun. Dari praktik kriminalitas di Jepang tersebut, ia mengklaim mampu meraup pendapatan hingga puluhan juta yen. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa kasus ini bukan sekadar pelanggaran moral, tetapi juga kejahatan terorganisir dengan motif ekonomi yang kuat.

Riwayat Masalah Hukum Sebelumnya

Kasus ini juga membuka kembali catatan kelam tersangka utama yang sebelumnya telah ditangkap dalam perkara lain, termasuk dugaan penyekapan remaja. Hal ini memperlihatkan pola kriminalitas di Jepang yang berlapis, di mana satu pelaku bisa terlibat dalam berbagai tindak kejahatan sekaligus dalam kurun waktu yang relatif berdekatan.

Penyelidikan Masih Berlanjut

Pihak kepolisian menegaskan bahwa penyelidikan kriminalitas di Jepang ini belum selesai. Aparat masih mendalami kemungkinan adanya korban tambahan serta jalur distribusi video ilegal tersebut. Kasus ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kejahatan berbasis teknologi dan media sosial terus berkembang dan membutuhkan pengawasan serta penegakan hukum yang lebih ketat.

KAORI Newsline | Sumber

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses