Ulasan Genshiken Season 2

Setelah 3 tahun Sasahara memasuki Universitas Shiiou dan bertemu dengan teman-teman baru di klub Genshiken, kini Sasahara menjadi presiden klub tersebut dan berupaya untuk menembus pasar industri kreatif dengan menargetkan Genshiken untuk berjualan pada Comifest yang akan datang. Tidak seperti musim sebelumnya di mana #Kaoreaders akan disambut oleh keramahan setiap otaku yang ada di klub maupun luar, di musim in Anda akan disambut oleh realita kejam dunia nyata. Musim kedua ini, anime Genshiken menghadirkan konflik yang cukup banyak sehingga dapat memberikan kesan cerita penuh drama. Perlu diingat pada musim kedua ini, topik otaku yang dibahas lebih berbobot dan lebih “dewasa”, khususnya pada episode 4 (sehingga disarankan untuk tidak ditonton tidak bersama orang tua).
Premis cerita

Setelah dua kali pergantian presiden klub Genshiken, kini Sasahara memegang penuh kendali arah Genshiken selama 1 tahun kedepan. Kali ini Sasahara berupaya untuk mengarahkan klub Genshiken ke arah lingkar doujin untuk menjual produk doujinshinya pada Comifest mendatang. Hal tersebut terwujud dengan diterimanya partisipasi Genshiken pada acara Comifest di awal episode ini. Berita tersebut membawa kegembiraan terhadap seluruh anggota klub Genshiken. Namun tidak berhenti dari hal tersebut, Sasahara juga harus melihat bagaimana proses produksi doujinshi terjadi dengan bertanya kepada klub manga. Tidak lama kemudian banyak permasalahan yang muncul dalam proses pengerjaan doujinshi yang sedang digarap oleh Genshiken.
Terlepas dari hal Comifest, banyak juga permasalahan lainnya yang diceritakan pada musim kedua ini, terutama masalah romansa para mahasiswayang ada di klub Genshiken.
Masa-masa transisi menuju moe


Apabila melihat musim pertama, karakter Kaichou dari seri anime “fiktif” Kujibiki Unbalance terlihat seperti standar visual animasi pada tahun tersebut (2004) yang menampilkan kecantikan dan keimutan karakter perempuan dengan desain yang cukup realis. Lalu ketika melihat musim kedua, perubahan desain Kaichou sudah mulai terasa dimana ia lebih merefleksikan proses transisi menuju gaya moe. Pada sisi animasi tersebut, Genshiken tersendiri mengikuti arus industri anime sedang bergerak ke arah mana dan hal tersebut merupakan hal yang baik karena pada dasarnya anime ini berkaitan dengan dunia otaku, sehingga melihat suatu transisi perubahan animasi di dalam animenya sendiri terlihat menarik dan seru.

Terlepas dari hal tersebut, anime ini tidak banyak berubah dalam segi animasi dengan mempertahankan gaya animasi seperti musim sebelumnya, namun dengan beberapa perubahan yang cukup baik terutama pada bagian latar belakang. Kali ini latar belakang jauh terasa hidup daripada musim sebelumnya. Akan tetapi sama seperti sebelumnya, animasi gaya Genshiken tersendiri terasa tidak bertahan seiring waktu bila dibandingkan dengan visual anime zaman sekarang.
Konflik karakter yang semakin banyak

Dengan masuknya era baru di Genshiken di bawah kepemimpinan Sasahara, banyak hal yang terjadi terutama dengan masuknya Genshiken dalam lingkar kreatif di Comifest. Terjadi perdebatan antara editor dan komikus mengenai doujinshi yang sedang dibuat, namun saya tidak akan membahas lebih lanjut karena konflik ini terjadi di awal episode dan cukup memberikan arah konflik yang muncul di klub ini pada episode ke depannya. Lalu terdapat konflik dalam tingkat personal yakni permasalahan romansa, di mana beberapa anggota merasakan “perasaan” kepada anggota lainnya. Semisal pada episode 4 dimana Ohno, ingin bercosplay sebagai salah satu karakter di gim eroge dan meminta Tanaka untuk memainkan gim tersebut.

Namun tidak berhenti dari situ saja, realita dunia nyata juga menampar para karakternya, terutama pada Sasahara di saat sedang mencari pekerjaan di penerbit dengan bermodalkan pengalaman membuat doujinshi di klubnya. Ia dihadapkan dengan permasalahan mengenai hak cipta yang mana ia tidak bisa menjawab hal tersebut.
Lagu yang kurang memorable

Seperti musim sebelumnya, lagu tema musim kedua anime Genshiken juga tidak terlalu terasa. Namun tidak seperti sebelumnya di mana lagu pembukanya yang lebih bagus, kali ini lagu penutup musim keduanya yang terasa bagus daripada pembukanya. Selain itu sudah ada beberapa peningkatan di bagian BGM, di mana tidak seperti musim lalu yang terasa hening, kali ini musim kedua disuarai oleh berbagai bgm dengan berbagai nuansa, mulai kesedihan hingga “kesenangan”.
Kesimpulan

Sebelumnya kita disajikan dengan cerita bagaimana untuk menerima hobi kalian dengan lapang dada, di musim kedua anime Genshiken kalian akan disuguhkan cerita yang sedikit lebih “dewasa” dengan topik yang cukup “berbahaya” untuk dilihat umum. Namun sama seperti musim sebelumnya, hal tersebut perlu diterima dengan lapang dada karena pada dasarnya itulah hasrat ilmiah. Selepas dari topik “dewasa” tersebut, cerita di musim ini lebih terfokus pada melihat dan menerima realita yang ada, di mana pada episode awal terlihat sebuah konflik dalam partisipasi lingkar Genshiken pada acara Comifest dan diakhir musim disajikan juga oleh realita pencarian kerja setelah lulus. Kurang lebih, musim kedua ini menjadi introspeksi diri sebagai otaku ketika sudah kembali lagi ke dunia nyata (dunia kerja).
Kelebihan
- Pembahasan topik yang lebih “dewasa”, topik ini cukup jarang dibahas pada anime serupa lainnya.
- Sulih suara karakter yang niat, terutama pada karakter asing dimana menggunakan bahasa Inggris (walaupun sedikit terbata-bata).
- Akhir cerita yang cukup memuaskan.
Kekurangan
- Animasi yang tidak berubah dari musim pertamanya, namun pada anime orisinal “Kujibiki Unbalance” terjadi perubahan yang bermaksud menggambarkan perubahan gaya animasi seiring pada zamannya.
Fakta dan data
| Karya asli | Komik karangan Kio Shimoku |
| Judul lain | Gendai Shikaku Bunka Kenkyuukai 2 |
| Pengisi suara | Nobuyuki Hiyama sebagai Harunobu Madarame
Takanori Ooyama sebagai Kanji Sasahara Nozomi Yamamoto sebagai Chika Ogiue |
| Sutradara | Kinji Yoshimoto |
| Lagu Pembuka | “Disarm Dreamer” oleh Misato Aki |
| Lagu Penutup | “Clubhouse Sandwich” oleh Yuumao |
| Studio | Arms |
| Mulai tayang pada | 10 Oktober 2007 |
Ulasan anime Genshiken Nidaime (musim ketiga Genshiken) berlanjut ke halaman selanjutnya.












Episode & scene di Genshiken Nidaime paling epic menurut aku di episode 3, 11, 13. Di episode 3 pas Madarame mau ninggalin ruang klub alasan kembali kerja pas menutup pintu langsung flashback ke Genshiken season sebelumnya pas Madarame ngusilin si Saki dengan neko mimi dengan diiringi lagu vocaloid, jadi agak kasihan, sedih, lucu. Dan di episode 11 Madarame mengungkapkan perasaanya kepada Saki meskipun ia udah tahu kalo bakal ditolak karena Saki udan sama Kousaka sejak awal. Kemudian di episode 13 semua anggota klub Genshiken melakukan semacam wisata, disini saya agak kasihan sama Madarame karena cuma dia doang angkatan yang sudah lulus. Dia memutuskan berhenti kerja di perusahaan lamanya dan berencana mencari perkerjaan lain. Pada saat dia memutuskan berhenti kerja dia menyempatkan pergi ke Akiba dan mampir ke klub Genshiken dan kasihannya lagi dia ngomong bahwa dia mungkin dame ningen. Agak sedih ama kasihan sih 🙁 maaf kalo spoiler, saya cuma mau mengungkapkan apa yang telah saya tonton.. 🙂