Setelah investigasi mendalam selama dua bulan, jaringan televisi kontroversial asal Jepang, Fuji TV akhirnya mengakui bahwa mantan entertainer Masahiro Nakai terlibat dalam kasus pelecehan seksual. Investigasi ini dilakukan oleh komite independen yang dibentuk oleh Fuji Media Holdings dan hasilnya dirilis pada 31 Maret 2025.
Korban Adalah Seorang Pembaca Berita
Laporan setebal 394 halaman ini mengungkapkan bahwa korban, ternyata adalah salah satu host di jaringan tersebut. Fuji TV pun mendapat sorotan tajam karena budaya kerja yang disebut lebih menguntungkan pria, sehingga banyak kasus pelecehan yang tidak ditindaklanjuti dengan tegas.
Minta Maaf Secara Terbuka
Kenji Shimizu, Direktur Utama Fuji Media Holdings yang baru, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada korban. Ia mengakui bahwa lingkungan kerja di Fuji TV masih memiliki banyak kelemahan dalam menangani kasus seperti ini. Sebagai tanggapan, pihaknya berjanji akan melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus serupa serta memastikan pertanggungjawaban bagi pihak-pihak yang terlibat.
Korban Akhirnya Bersuara
Korban yang dikenal sebagai A-san akhirnya angkat bicara setelah laporan investigasi dirilis. Ia mengaku lega karena kebenaran akhirnya terungkap setelah berbulan-bulan diterpa spekulasi dan misinformasi di internet. Namun, A-san juga mengungkapkan rasa kecewanya terhadap cara Fuji TV menangani insiden tersebut, terutama terkait komunikasi pasca-kejadian antara Masahiro Nakai dan seorang eksekutif senior.
Tuntutan Reformasi
Kini, tekanan terhadap Fuji TV semakin besar. Sponsor dan mitra bisnis (banyak dari mereka hengkang akibat skandal ini) menuntut perubahan nyata untuk memastikan lingkungan kerja yang lebih aman dan transparan. Jika mereka gagal membuktikan keseriusannya dalam menangani kasus-kasus serupa, reputasi dan kelangsungan bisnisnya bisa berada di ujung tanduk.
KAORI Newsline | Sumber








