Bos Sanseito “Ketakutan” Usai Kemenangan Zohran Mamdani

0
Zohran Mamdani

Kemenangan Zohran Mamdani, politikus Muslim keturunan India yang baru saja terpilih menjadi wali kota New York City, rupanya menimbulkan reaksi tak terduga dari Jepang. Sohei Kamiya, pemimpin partai sayap kanan anti asing Sanseito, menyebut hasil pemilihan itu sebagai “peringatan” bagi negaranya. Ia menilai kemenangan tersebut menunjukkan bagaimana kebijakan multikultural dan arus imigrasi besar-besaran bisa mengubah wajah politik suatu negara.

Bagi Sanseito, yang dikenal dengan sikap anti-imigrasi dan nasionalisnya, fenomena seperti di New York dianggap ancaman terhadap “identitas nasional”. Kamiya mengatakan bahwa semakin banyaknya penduduk pendatang akan menyebabkan perubahan besar pada komposisi pemimpin politik suatu bangsa.

“Besok Bisa Jadi Giliran Kita”

Dalam komentarnya kepada media di Jepang, Sohei Kamiya berkata, “Jika kebijakan multikultural seperti itu diterapkan di Jepang, maka cepat atau lambat, politik di negara ini juga akan berubah. Besok bisa jadi giliran kita.” Pernyataan itu menggambarkan kekhawatiran Sanseito terhadap masa depan Jepang yang semakin terbuka terhadap pengaruh luar.

Kamiya menegaskan bahwa politik Jepang seharusnya tetap berada di tangan orang Jepang sendiri. Ia menyebut bahwa tanggung jawab untuk mengatur negara tidak boleh diserahkan kepada mereka yang bukan bagian dari “jiwa bangsa Jepang”.

Sanseito dan Ketakutan Akan Perubahan

Partai Sanseito dikenal karena pandangan konservatif dan retorika anti-asing. Mereka kerap menentang kebijakan imigrasi dan menolak konsep masyarakat multikultural yang tengah berkembang di Jepang.

Menutup komentarnya, Sohei Kamiya menegaskan bahwa Jepang harus mempertahankan “caranya sendiri” dalam menjalankan pemerintahan. Ia berkata, “Negara ini punya bentuk dan nilai yang harus dijaga.”

Reaksi ini memperlihatkan bagaimana kemenangan Zohran Mamdani di Amerika Serikat tidak hanya berdampak secara lokal, tetapi juga mengguncang kelompok nasionalis seperti Sanseito yang khawatir Jepang akan kehilangan identitasnya di tengah arus globalisasi.

KAORI Newsline | Sumber

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses