Perdebatan politik di Jepang kembali memanas setelah penulis sekaligus Ketua Partai Konservatif, Naoki Hyakuta, melontarkan kritik pedas terhadap Ketua Partai Sanseito, Sohei Kamiya. Hyakuta menyoroti pernyataan terkait imigrasi yang dinilai bertentangan dengan slogan “Japanese First” yang kerap digaungkan Sanseito. Bagi publik, sindiran ini menambah warna baru dalam dinamika kehidupan di Jepang yang kian kompleks.
Polemik Kuota Imigran
Sohei Kamiya sebelumnya menyebut bahwa penerimaan imigran seharusnya tidak melebihi 10% dari total populasi. Namun, menurut Hyakuta, angka itu tetap berisiko besar bagi stabilitas kehidupan di Jepang, terutama jika imigran terkonsentrasi di kota-kota besar. Ia menilai pernyataan tersebut tidak mencerminkan konsistensi dengan semangat menjaga budaya dan tradisi lokal.
Sorotan pada Kontradiksi
Hyakuta juga menuding Kamiya kerap berubah-ubah dalam menyampaikan pendapat. Ia menilai bahwa Ketua Sanseito sering kali mengucapkan hal-hal spontan demi menarik simpati publik, tanpa landasan visi yang kuat. Apalagi sebelumnya Kamiya memang sempat menyebut bahwa slogan “Japanese First” tersebut hanyalah jargon kampanye belaka.
Dampak Sosial yang Dikhawatirkan
Lebih jauh, Hyakuta menyinggung dampak imigrasi terhadap sektor pendidikan, keamanan, hingga hubungan antarwarga. Menurutnya, banyak daerah di Jepang yang kini menghadapi gesekan sosial akibat meningkatnya jumlah imigran. Ia berpendapat jika kebijakan imigrasi dibiarkan longgar, maka harmoni dalam kehidupan di Jepang bisa terganggu secara serius.
Balasan dari Pihak Sanseito
Menanggapi kritik tersebut, Kamiya lewat akun media sosialnya menegaskan bahwa pemerintah seharusnya lebih berhati-hati dalam menetapkan kuota imigran. Ia menyebut bahwa 10% hanyalah perhitungan kasar, dan idealnya jumlah imigran tidak melebihi 5%. Pernyataan itu menunjukkan bahwa perdebatan soal imigrasi dan arah kehidupan di Jepang masih akan terus berlanjut di panggung politik.
KAORI Newsline | Sumber











