Kehidupan di Jepang kembali jadi perhatian setelah muncul sorotan mengenai kurangnya fasilitas toilet untuk wanita di ruang publik. Pemandangan antrean panjang di toilet wanita di stasiun dan tempat umum ternyata bukan hanya karena wanita membutuhkan waktu lebih lama, tapi juga akibat jumlah toilet yang memang lebih sedikit dibandingkan dengan pria.
Survei Buktikan Ketimpangan Toilet di Jepang
Manami Momose, seorang warga Tokyo, memulai survei pribadi setelah mengalami antrean panjang di Stasiun JR Kurashiki, Okayama. Ia menemukan bahwa jumlah toilet pria di lokasi tersebut lebih banyak daripada wanita, padahal secara ruang sudah dialokasikan sama. Dalam tiga tahun, Momose melakukan survei di 907 lokasi di seluruh Jepang dan menemukan bahwa jumlah toilet pria rata-rata 1,73 kali lebih banyak daripada toilet wanita.
Masalah Toilet Dianggap Sebagai Isu Hak Asasi
Momose menganggap kekurangan toilet wanita sebagai isu hak asasi manusia dalam kehidupan di Jepang. Selain kenyamanan, ia menyoroti aspek kesehatan yang bisa terdampak akibat wanita harus menahan diri lebih lama karena antrean. Selain lebih lama dalam penggunaannya, wanita juga perlu ruang tambahan untuk mengganti pembalut atau pakaian.
Tanggapan Pihak Terkait dan Harapan Perbaikan
Pihak operator transportasi seperti JR West menyebut bahwa jumlah toilet ditentukan berdasarkan luas ruang yang tersedia di stasiun. Namun, Momose berharap ada perbaikan agar jumlah toilet wanita minimal setara dengan pria. Organisasi nonprofit seperti Japan Toilet Labo juga mendukung perhatian terhadap isu ini, menyerukan pentingnya desain toilet yang ramah bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas dan wisatawan.
KAORI Newsline | Sumber











