Tren demografis yang memengaruhi kehidupan di Jepang semakin terasa dengan rilis data sensus terbaru. Hingga 1 Januari 2025, populasi warga Jepang tercatat sebesar 120,6 juta jiwa, turun sebanyak 908 ribu orang dari tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi yang terbesar sejak survei dimulai pada 1968, bahkan kali pertama angka penurunannya menembus angka 900 ribu jiwa.
Warga Asing Semakin Banyak Tinggal di Jepang
Berbanding terbalik dengan penurunan warga Jepang, populasi penduduk asing di Jepang justru melonjak. Sensus mencatat ada 3,67 juta penduduk asing di Jepang, naik 10,65 persen atau sekitar 354 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi peningkatan tertinggi sejak data warga asing mulai dicatat pada 2013, dan semakin memperlihatkan perubahan nyata dalam kehidupan di Jepang.
Angka Kelahiran dan Kematian Membentuk Jurang Demografis
Tahun lalu, hanya sekitar 687 ribu anak yang lahir di Jepang—angka terendah sepanjang sejarah. Sementara itu, jumlah kematian mencapai lebih dari 1,5 juta jiwa, menjadikannya rekor tertinggi. Kondisi ini menyebabkan penurunan alami penduduk sebanyak 912 ribu jiwa. Ketimpangan ini menjadi salah satu pendorong utama perubahan dalam kehidupan di Jepang.
Tokyo Naik, Prefektur Lain Turun
Menariknya, Tokyo menjadi satu-satunya prefektur yang mengalami peningkatan jumlah warga Jepang. Di sisi lain, semua prefektur di Jepang mengalami peningkatan jumlah penduduk asing. Ini memperkuat posisi Tokyo sebagai pusat populasi dalam dinamika kehidupan di Jepang.
Perubahan Struktur Usia Penduduk
Jumlah penduduk usia kerja (15–64 tahun) menurun, sementara proporsi lansia meningkat hingga hampir 30 persen. Anak-anak hanya menyumbang 11,38 persen dari populasi. Perubahan ini memperlihatkan tantangan besar yang dihadapi dalam menjaga keseimbangan kehidupan di Jepang.
KAORI Newsline | Sumber











