
Kehidupan di Jepang kini menunjukkan dinamika baru dengan semakin banyaknya tenaga kerja asing yang berperan penting di sektor perawatan lansia. Di panti jompo Ainohana yang terletak di Oizumi, Prefektur Gunma, sepertiga staf perawatnya kini berasal dari luar negeri. Dari total 35 perawat, 11 di antaranya adalah warga asing, sebagian besar berasal dari Filipina. Pemandangan seperti seorang perawat asal Filipina yang menuntun lansia sambil berbicara dalam bahasa Jepang yang lancar kini menjadi hal biasa di sana. Kehadiran mereka menjadi solusi nyata di tengah krisis tenaga kerja yang semakin parah di sektor ini.
Kekurangan Tenaga Kerja yang Serius
Masalah kekurangan pekerja di bidang perawatan sudah berlangsung lama dalam kehidupan di Jepang. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, rasio antara lowongan dan pelamar di bidang perawatan naik tajam dari 1,33 pada tahun fiskal 2009 menjadi 4,08 pada tahun fiskal 2024. Angka tersebut jauh di atas rata-rata semua bidang pekerjaan yang hanya 1,14. Deputi Manajer Panti Ainohana, Daisuke Kima, menegaskan bahwa tenaga asing sangat membantu mereka mengisi kekosongan. “Mereka semua pekerja yang luar biasa dan berdedikasi penuh,” ujarnya. Menurut Kima, gaji yang diberikan juga setara dengan pekerja lokal.
Tantangan Bahasa dan Komunikasi
Meski tenaga asing memberi angin segar bagi kehidupan di Jepang, tantangan tetap ada—terutama dalam hal komunikasi. Beberapa lansia di panti jompo kesulitan berinteraksi dengan staf asing karena perbedaan bahasa dan budaya. Selain itu, pencatatan administrasi dan laporan perawatan sering kali menjadi kendala bagi sebagian pekerja asing. Untuk mengatasi hal ini, staf Jepang sering turun tangan membantu rekan mereka dari luar negeri. Namun, Kima menilai bahwa jumlah tenaga asing perlu dijaga agar tetap seimbang demi kelancaran operasional.
Masa Depan Multikultural di Jepang
Dengan 20 persen penduduk Oizumi merupakan warga negara asing, bukan tidak mungkin di masa depan, para lansia dari luar negeri akan dirawat oleh tenaga asing juga. Fenomena ini menjadi cerminan bagaimana kehidupan di Jepang mulai berubah menjadi lebih multikultural. Kima pun berharap ke depan tenaga asing dapat dimanfaatkan lebih maksimal, seiring meningkatnya kebutuhan perawatan bagi masyarakat lanjut usia. Jepang tampaknya tengah menuju masa di mana keberagaman menjadi bagian alami dari keseharian—terutama dalam dunia kerja dan kemanusiaan.
KAORI Newsline | Sumber










