Dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan di Jepang tampak diwarnai dengan keresahan politik. Ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi yang stagnan dan arah kebijakan pemerintah membuat banyak warga mulai mencari alternatif dari Partai Demokrat Liberal (LDP) yang sudah memegang kekuasaan selama 70 tahun. Partai-partai kecil bermunculan dan berhasil menarik simpati masyarakat yang haus perubahan.
Sanseito Makin Populer di Kalangan Konservatif
Salah satu partai yang mencuri perhatian dalam kehidupan di Jepang adalah Sanseito. Dengan slogan “Japanese First,” partai ini mengambil posisi konservatif dan populis. Sanseito menarik perhatian para pemilih yang merasa LDP terlalu moderat dan terlalu lunak dalam isu-isu nasional, termasuk imigrasi. Dalam survei terbaru Kyodo News, Sanseito meraih dukungan 8,1 persen—melampaui oposisi utama—dan menjadi penantang serius dominasi LDP.
Partai-Partai Kecil Tawarkan Warna Baru
Tak hanya Sanseito, partai-partai lain seperti Reiwa Shinsengumi dan Conservative Party of Japan juga mendapatkan momentum. Dalam kehidupan di Jepang yang semakin terbuka terhadap wacana digital dan media sosial, para pemilih mulai mempertimbangkan suara-suara baru yang membawa semangat reformasi. Figur-figur seperti Taro Yamamoto dan Takahiro Anno mewakili generasi politikus baru dengan pendekatan berbeda—dari isu penghapusan pajak konsumsi hingga reformasi digital.
Partai Lama Tertekan, Pemilu Jadi Penentu
Pemilu mendatang menjadi ajang penting untuk menentukan arah kehidupan di Jepang ke depan. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tak mungkin LDP akan kehilangan mayoritas koalisi di parlemen. Perdana Menteri Shigeru Ishiba sendiri sudah menginstruksikan partainya untuk menganalisis lonjakan dukungan terhadap partai-partai kecil agar bisa merespons secara strategis.
KAORI Newsline | Sumber











