Kehidupan di Jepang yang biasanya tenang mendadak diwarnai kegaduhan setelah seorang tentara Amerika Serikat yang terlihat berjalan sambil membawa senjata api di Kota Kyotango, Prefektur Kyoto. Kejadian itu berlangsung pada 16 September 2025 sekitar pukul 7 pagi di Jalan Nasional 178, jalur yang menghubungkan pangkalan militer Jepang Kyogamisaki dengan fasilitas komunikasi milik Amerika Serikat di wilayah pesisir.
Reaksi Cepat dari Warga dan Pemerintah
Kehidupan di Jepang memang kerap bersinggungan dengan aktivitas militer asing, tapi pemandangan tentara asing membawa senjata di jalan umum jelas mengejutkan warga. Tidak heran, pemerintah kota Kyotango segera melayangkan protes tertulis ke Biro Pertahanan Kinki-Chubu dua hari setelah insiden. Mereka menilai kehadiran tentara bersenjata di ruang publik memicu keresahan dan rasa tidak aman.
Kronologi Pelaporan
Sekitar satu setengah jam setelah kejadian, pihak militer Amerika baru melaporkan insiden tersebut melalui jalur resmi ke pejabat kota. Saat itu, sedang berlangsung latihan gabungan bernama Orient Shield 25 yang melibatkan Pasukan Bela Diri Jepang, militer Amerika, dan Australia. Latihan ini mencakup simulasi operasi keamanan pangkalan di sekitar fasilitas Kyogamisaki. Meski begitu, tentara yang keluar dari jalur jelas menimbulkan dampak yang tidak diinginkan bagi kehidupan di Jepang, khususnya masyarakat sekitar.
Seruan untuk Investigasi
Pejabat pertahanan Jepang, Akihito Otake, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan langkah tepat agar keresahan warga tidak terulang. Namun, masyarakat menunggu bukti nyata dari janji tersebut. Warga berharap kejadian serupa tidak lagi mencoreng rasa aman yang menjadi bagian penting dari kehidupan di Jepang sehari-hari.
KAORI Newsline | Sumber











