Menjelang musim liburan akhir tahun 2025, tekanan inflasi kembali terasa kuat dalam kehidupan di Jepang, terutama bagi kaum muda. Harga kebutuhan pokok dan tagihan utilitas yang terus merangkak naik membuat banyak anak muda kerepotan menutup pengeluaran sehari-hari. Sejumlah dari mereka bahkan mengaku harus mengurangi porsi makan hanya demi bertahan di tengah kenaikan harga yang tak kunjung mereda.
Keluhan yang Makin Meningkat
Sebuah survei yang dilakukan organisasi nirlaba D x P terhadap 531 responden muda menunjukkan betapa beratnya kondisi kehidupan di Jepang bagi generasi muda. Sebanyak 50% responden mengatakan mereka membutuhkan pengiriman makanan ke rumah. Sementara itu, 35% meminta bantuan untuk tagihan pemanas, dan 31% berharap ada tempat makan gratis yang dapat mereka datangi. Kisah-kisah pribadi yang masuk pun semakin memilukan, mulai dari remaja yang sering melewatkan makan hingga pemuda yang tak sanggup menyalakan AC meski suhu mencapai minus 10 derajat.
Bantuan yang Terus Diperluas
D x P, yang berbasis di Osaka, telah menjalankan layanan konseling Yukisaki Chat sejak 2018 dan menyalurkan bantuan makanan sejak 2020. Paket berisi 30 porsi makanan siap saji dikirimkan ke penerima setelah proses wawancara daring dan verifikasi identitas. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pengiriman meningkat drastis, seiring memburuknya beban biaya dalam kehidupan di Jepang. Kini sekitar 3.000 porsi makanan dikirim tiap pekan kepada sekitar 100 penerima—setengahnya adalah mahasiswa penerima beasiswa yang tetap kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Inflasi Tambah Menekan Kaum Muda
Menurut pengelola Yukisaki Chat, permintaan bantuan selalu melonjak menjelang liburan, tetapi tahun ini jumlahnya jauh lebih tinggi akibat inflasi yang semakin menggigit. Untuk memperluas jangkauan bantuan, D x P membuka kampanye crowdfunding demi memastikan lebih banyak anak muda yang kesulitan dalam kehidupan di Jepang bisa melewati musim dingin dan liburan dengan sedikit kelegaan. Tantangan ini menjadi pengingat bahwa tak semua orang menyambut hari raya dengan kenyamanan, terutama generasi muda yang sedang berjuang keras menghadapi tekanan ekonomi yang nyata.
Baca juga: Banyak Orang Jepang Makin Pesimis Dengan Negaranya
KAORI Newsline | Sumber











